Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Potensi Bias Media-media Barat dan Pengaruh Keputusan Para Pemilih Turki

Potensi Bias Media-media Barat dan Pengaruh Keputusan Para Pemilih Turki Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Ankara -

Pemilihan presiden dan parlemen Turki tahun 2023 telah menarik perhatian besar dari media internasional, dengan banyak media yang meliput kampanye dan berspekulasi mengenai hasil yang mungkin terjadi.

Namun, beberapa publikasi telah dituduh melakukan pelaporan yang bias, dengan para kritikus mengatakan bahwa liputan mereka miring terhadap pemerintah negara dan Presiden Recep Tayyip Erdogan, yang dianggap sebagai upaya untuk memengaruhi perilaku memilih masyarakat Turki.

Baca Juga: KPU Turki Ungkap Kelancaran Penghitungan Suara Pemilu

Pemberitaan yang bias terhadap pemilihan presiden dan parlemen Turki oleh media Barat merupakan hal yang biasa terjadi dalam siklus pemilihan umum, menurut Ketua Komite Urusan Luar Negeri Parlemen Turki dan mantan menteri olahraga, Akif Cagatay Kilic.

"Mereka memiliki rekam jejak keberpihakan dan tidak bersikap jurnalistik yang obyektif," kata Kilic, yang berbicara secara eksklusif kepada TRT World, dan menunjukkan bahwa beberapa media Barat berusaha untuk mempengaruhi keputusan para pemilih Turki.

Edisi terbaru dari The Economist, Le Point, dan Der Spiegel semuanya menggambarkan Recep Tayyip Erdogan di sampul depan mereka secara negatif ketika jutaan pemilih Turki bersiap untuk memberikan suara mereka dalam pemilu mendatang.

The Economist, yang memiliki jutaan pembaca di seluruh dunia, secara terbuka menyerukan pelengseran Erdogan, yang menentang klaimnya sebagai jurnalisme yang adil dan netral.

Publikasi-publikasi lain yang juga dituduh melakukan liputan yang bias terhadap pemilu termasuk The New York Times, BBC, Foreign Policy, dan L'Express.

"Tidak ada yang menganggap mereka serius lagi," kata Kilic, menunjukkan bahwa jenis liputan yang bias ini selama bertahun-tahun telah berdampak pada legitimasi jurnalistik beberapa outlet berita Barat.

Negarawan Turki kelahiran Jerman ini juga menunjukkan bahwa kantor berita milik pemerintah Jerman yang memfokuskan laporan mereka pada oposisi Turki mencoba, seperti "beberapa kantor berita internasional lainnya," untuk mempengaruhi para pemilih Turki melalui liputan selektif dan "permusuhan terbuka terhadap kampanye pemilihan Presiden Erdogan."

"Mereka mencoba mengganggu perilaku memilih masyarakat Turki," kata Kilic.

Terlepas dari upaya-upaya ini, Kilic menggarisbawahi keyakinannya bahwa media internasional yang bias tidak akan mempengaruhi masyarakat Turki, dengan menyatakan bahwa "masyarakat Turki akan menunjukkan kepada media-media tersebut bahwa mereka akan menentukan nasib mereka sendiri di kotak-kotak suara."

Berbagai suara di dalam negara dan pemerintah Turki, serta masyarakat sipil, juga telah menyuarakan liputan yang bias terhadap pemilu Turki di media Barat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: