Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemprov Kalsel Berinovasi, Produksi Cangkang Sawit Disoroti: Ini Bukan Limbah Tak Berguna!

Pemprov Kalsel Berinovasi, Produksi Cangkang Sawit Disoroti: Ini Bukan Limbah Tak Berguna! Kredit Foto: Austindo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) merupakan salah satu produsen kelapa sawit di Indonesia. Berdasarkan data statistik tahun 2022, dari 46 pabrik kelapa sawit yang ada di Kalimantan Selah telah diproduksi Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dengan rendemen rata-rata 20 persen yakni mencapai 5,74 juta ton, menghasilkan Crude Palm Oil (CPO) sebanyak 1,148 juta ton.

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Provinsi Kalimantan Selatan, Suparmi mengatakan, dari satu ton TBS kelapa sawit dapat menghasilkan sekitar 6 - 7 persen cangkang sawit. Jika dikonversi, volume cangkang sawit tersebut mencapai 344.637 ton per tahun. 

Baca Juga: Akselerasi Peremajaan Sawit, Kementan Kerahkan Gugus Tugas

Lebih lanjut dijelaskan Suparmi, produk sampingan kelapa sawit ini terdiri dari ash content yang minim, kadar air yang lembab, karbon aktif sekitar 20-22 persen, dan kadar penguapan (volatile matter) yang tinggi mencapai 69-70 persen.

“Kandungan tersebut menjadikan produk turunan sawit ini bukan menjadi limbah yang tak berguna, tetapi menjadi produk yang bisa diolah dan dimanfaatkan menjadi produk bernilai ekonomi tinggi,” kata Suparmi, dilansir dari laman resmi Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Selatan pada Rabu (17/5).

Potensi sebagai sumber energi alternatif yang ramah lingkungan tidak hanya sebatas menjadi sumber energi pada broiler, arang maupun briket arang, namun cangkang sawit dapat menjadi salah satu alternatif energi berkelanjutan pengganti minyak fosil yang bisa digunakan sebagai bahan bakar pada pembangkit listrik. Potensi alternatif renewable energy dalam cangkang sawit juga sudah dilirik dan diminati oleh pasar global.

Diketahui, Jepang merupakan salah satu negara importir cangkang sawit yang memanfaatkan biomassa tersebut untuk digunakan sebagai pembangkit listrik dengan skema Feed-in Tariff. Bahkan Pemerintah Jepang melalui Ministry of Economy Trade and Industry (METI) mengeluarkan kebijakan insentif bagi perusahaan pembangkit listrik yang menggunakan produk turunan sawit ini sebagai bahan bakunya.

“Dengan potensi produk yang banyak dan bervariasi, potensi devisa ekspor yang dihasilkan serta peluang pasar yang cemerlang, menjadikan cangkang sawit tidak bisa hanya dianggap sebagai biomassa atau limbah, namun prospek produk ini jauh lebih besar,” kata Suparmi.

Baca Juga: Ternyata Enggak Full Dukung Ganjar, Manuver Jokowi Dibaca Total: Dia Khawatir Kepentingan Anaknya...

Tercatat, ekspor perdana cangkang kelapa sawit dari Kalimantan Selatan secara langsung ke Jepang sebanyak 22.000 ton merupakan momentum awal serta menjadi stimulus bagi para pelaku usaha untuk bagaimana memanfaatkan potensi dan peluang tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: