Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Telur Ayam Melambung Tinggi, Ini Respon Pemerintah

Harga Telur Ayam Melambung Tinggi, Ini Respon Pemerintah Kredit Foto: Antara/Arnas Padda
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah menstabilkan harga telur ayam di tingkat hulu dan hilir secara pararel. Di hulu pemerintah diantaranya memfasilitas distribusi jagung dari sentra produksi ke sentra peternakan guna menekan harga pakan ayam.

Sedangkan di hilir antara lain dilakukan dengan meminimalkan biaya transportasi. Saat ini, rerata nasional harga telur ayam di tingkat produsen berada di Rp25.840 per kilogram (kg) dan di tingkat konsumen Rp29.737 per kg.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan pemerintah berupaya menjaga stabilitas dan keseimbangan harga telur dari hulu hingga hilir dengan menjalankan sejumlah langkah konkret.

Langkah itu diantaranya menjalankan program strategis seperti pelaksanaan bantuan pangan telur dan daging ayam, pemantauan pergerakan harga di seluruh provinsi dan kabupaten/kota, serta memfasilitasi distribusi jagung ke daerah sentra peternakan untuk menjaga harga pakan. 

“Hal ini agar terwujud keseimbangan harga dari hulu hingga hilir sehingga menjaga keberlanjutan tumbuhnya ekosistem telur nasional. Beberapa bulan terakhir usaha pemerintah memang untuk menyiapkan harga yang wajar. Hal ini sesuai dengan arahan Bapak Presiden yang menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga di tingkat peternak, pedagang dan konsumen," Kata Arief di Jakarta, kemarin.

Baca Juga: Akselerasi Peremajaan Sawit, Kementan Kerahkan Gugus Tugas

Pemerintah menjalankan program strategis secara bertahap seperti pada penyaluran bantuan telur dan daging ayam untuk 1,4 juta Keluarga Risiko Stunting (KRS) di tujuh provinsi.

“Program ini akan berjalan selama 3 bulan. Mulai April sampai Juni 2023," ujarnya. Program pemerintah ini, menurutnya, menjadi semacam closed loop yang terintegrasi dari hulu, tengah, hingga hilir. Di hulu melibatkan peternak mandiri sebagai pemasok produk, di tengah menyiapkan ID Food sebagai stan by buyer dengan harga yang baik untuk jaga stabilitas harga di peternak.

Lalu dihilir didistribusikan kepada masyarakat yang berisiko stunting sesuai data by name dan by address dari BKKBN.  Arief mengatakan, untuk memastikan dilakukannya langkah mitigasi yang cepat, Bapanas melalui aplikasi Panel Harga Pangan terus melakukan monitoring dan pemantauan pergerakan harga telur di seluruh provinsi dan kabupaten/kota setiap hari.

“Kita pantau terus pergerakan harganya setiap hari. Apabila ada indikasi kenaikan harga baik di tingkat produsen dan konsumen kita lakukan intervensi,” Ucapnya. Menurutnya apabila kondisi harga di produsen naik, akan dilakukan pengecekan masalahnya apakah ada kenaikan harga pakan.

“Kita upayakan untuk fasilitasi pendistribusian pangan komoditas jagung dari sentra produksi ke titik yang membutuhkan pasokan jagung untuk stabilkan harga pakan,” lanjutnya. Sementara itu, Ketua Asosiasi Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) Blitar Rofi Yasifun mengatakan, kenaikan harga telur disebabkan permintaan yang naik.

“Harga telur naik ini karena demand naik, orang hajatan ramai, hidup kembali normal setelah libur Panjang. Pasca Idulfitri selalu kami data, pada tahun-tahun sebelumnya puncak kenaikan harga biasanya di H+21 sampai H+27 lebaran, dan tahun ini juga sama ada kenaikan, dan puncak harga saat ini sudah berlalu dan akan turun landai mulai Sabtu kemarin. Hari ini on farm (di tingkat peternak) telur di harga Rp 26.000 per Kg,” ujarnya

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Advertisement

Bagikan Artikel: