- Home
- /
- EkBis
- /
- Agribisnis
Menko Airlangga: Kelapa Sawit Solusi Ketahanan Pangan, Petani Kecil Jadi Tulang Punggung
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa smallholder atau petani kecil (nano farmer) merupakan tulang punggung dari industri kelapa sawit.
Hal tersebut Airlangga sampaikan dalam Pertemuan Menteri Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) ke-11 yang berlangsung pada di Kuala Lumpur, Malaysia.
Baca Juga: Meski Jokowi Bakal Lengser, Airlangga Tegas: PSN Jalan Terus, Antimangkrak!
Dalam kesempatan itu, Airlangga mengatakan, Para Menteri CPOPC tetap optimis bahwa produksi, permintaan, dan harga minyak sawit akan terus tumbuh positif di 2023 serta industri kelapa sawit akan terus memainkan peranan penting dalam memastikan ketahanan pangan untuk populasi global.
“Walaupun ada banyak tantangan terhadap industrinya, dan tentunya kami juga melihat tantangan terhadap produknya, baik di Eropa, India, maupun beberapa negara lainnya, namun kami mengapresiasi CPOPC yang melakukan joint visit antara Indonesia dan Malaysia ke Uni Eropa di akhir bulan ini,” tuturnya.
Mencermati perkembangan terkini di Uni Eropa (UE), khususnya Peraturan Deforestasi UE (EUDR) yang berpotensi memberi dampak negatif pada industri kelapa sawit dan mengecualikan petani kecil dari rantai pasok, CPOPC akan menyelenggarakan Misi Bersama untuk negara produsen ke Brussels, Belgia, pada 30-31 Mei 2023.
Misi bersama itu juga akan bertemu dengan para pemain utama industri kelapa sawit dan organisasi masyarakat sipil di UE. Para Menteri optimis bahwa misi bersama ke UE akan membawa hasil positif.
Baca Juga: Selaras Upaya Jokowi, PTPN Group Coba Akselerasi Dekarbonisasi di Industri Sawit
“Kami optimis bahwa dengan semakin banyaknya (anggota) CPOPC maka akan dapat menyejahterakan masyarakat di masing-masing negara anggota. Di samping itu, kami juga sampaikan bahwa smallholder atau petani kecil (nano farmer) merupakan backbone dari industri kelapa sawit," tuturnya.
Sebagai komoditas strategis, Airlangga menyebut minyak sawit telah membuktikan menjadi salah satu solusi alternatif ketahanan pangan, mengingat kondisi geopolitik di Eropa saat ini yang terdampak Perang Ukraina-Rusia.
Baca Juga: Pentolan Relawan: Jokowi Ingin Duet Prabowo Subianto-Airlangga Hartarto di Pilpres 2024
Lebih lanjut, Airlangga menuturkan, Pertemuan Tingkat Menteri tersebut juga meyakini bahwa minyak sawit akan tetap menjadi bahan baku penting untuk produksi biodiesel, sehingga dapat memastikan ketahanan energi dunia dalam jangka panjang.
Dia mengatakan, meski ketersediaan dan pasokan minyak nabati utama masih belum pasti pada tahun ini, namun minyak sawit masih berpeluang tumbuh karena ketersediaan, keserbagunaan, dan daya saing harganya.
Baca Juga: Rendah Biaya Namun Kualitas Tinggi, Mentan SYL Puji Minyak Sawit: Indonesia Dibawa Makin Sehat!
“Minyak sawit tidak hanya penting bagi negara-negara anggota CPOPC, tapi juga untuk dunia,” pungkas Airlangga.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement