Emiten jasa pengangkutan laut dan logistik, PT Bintang Samudera Mandiri Lines Tbk (BSML) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Senin 22 Mei 2023, memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp 3 miliar.
Sementara itu, perseroan akan mengalokasikan sisa laba bersih 2022 sebesar Rp 13,03 miliardicatat sebagai laba yang ditahan untuk membiayai kegiatan usaha Perseroan.
Per Desember 2022, perseroan memiliki saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya sebesar Rp 31,87 miliar, naik 78% dari tahun sebelumnya Rp 17,85 miliar. Sedangkan saldo laba yang sudah ditentukan penggunaannya Rp 500 juta. Saldo laba ini bagian dari pos ekuitas BSML tahun 2022 senilai Rp 108,60 miliar.
Adapun dividen yang akan dibagikan dalam bentuk dividen tunai kepada para pemegang saham, yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham per2 Mei 2023.
Baca Juga: Berhasil Lewati 2022 dengan Cemerlang, IDEA Optimis 2023 Bakal Makin Kinerja Kinclong
Sebagai perbandingan, tahun lalu, BSML juga membagikan dividen perdana yang disetujui dalam RUPST 14 Juli 2022. Saat itu, BSML membagikan dividen Rp 1 miliar, setara dengan 22,85% dari saldo laba di 2021 serta tambahan Rp 1 miliar dari saldo laba ditahan perseroan.
Direktur Utama BSML David Desanan Anan Winowod mengatakan alokasi penggunaan laba bersih tahun 2022 sebagai dividen merupakan wujud komitmen perusahaan yang ingin memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham.
“Kami punya komitmen membayar dividen tunai setiap tahun, yang dimulai untuk tahun buku 2022 maksimal 35% dari laba, sesuai dengan prospektus saat BSML melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO),” katanya dalam Paparan Publik di Jakarta, Senin (22/5/2023).
Baca Juga: MNC Land Segera Luncurkan Rights Issue Sebanyak 8,86 Miliar Lembar, untuk Apa?
Pembagian dividen tersebut sudah mempertimbangkan keuntungan atau saldo laba positif tahun fiskal dan kewajiban perusahaan untuk mengalokasikan dana cadangan sesuai dengan aturan yang berlaku dan kondisi keuangan. Tingkat pertumbuhan bisnis ke depan juga menjadi pertimbangan dalam pembagian dividen.
Sepanjang tahun lalu, BSML membukukan laba bersih tahun berjalan Rp 16,03 miliar, naik Rp 11,64 miliar atau 266,09% dibandingkan dengan perolehan laba bersih tahun berjalan 2021 Rp 4,38 miliar. Pencapaian laba bersih ini didorong kenaikan pendapatan segmen freight charter.
Total pendapatan tahun lalu mencapai Rp 346,76 miliar, naik Rp 285,61 miliar atau melesat 466,99% dibandingkan dengan realisasi tahun 2021 Rp 61,16 miliar. Kenaikan pendapatan neto itu dipengaruhi peningkatan pendapatan freight charter karena tambahan armada operasi.
Rights Issue
Selain RUPST, Perseroan juga menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dengan agenda penambahan modal ditempatkan dan disetor dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).
Perseroan akan menerbitkan saham baru atau rights issue dalam jumlah sebanyak-banyaknya 400 juta saham dengan nilai nominal Rp 25 per saham, yang akan dilaksanakan setelah efektifnya Pernyataan Pendaftaran. RUPSLB juga menyetujui perubahan Pasal 4 ayat (2) Anggaran Dasar Perseroan sehubungan dengan peningkatan modal ini, dari 1.850.225.000 saham menjadi sebanyak-banyaknya 2.250.225.000 saham.
Adapun kepastian jumlah saham baru yang dikeluarkan, harga pelaksanaan rights issue, dan kepastian penggunaan dana dan jadwal akan ditentukan kemudian.
“Kami memiliki rencana jangka panjang untuk memperkuat struktur permodalan serta menjaga keseimbangan neraca demi mendukung pertumbuhan total aset melalui strategi-strategi korporasi yang akan dijalankan manajemen,” kata Direktur Keuangan BSML Pramayari Hardian Doktrianto.
Dia mengatakan, mayoritas dana hasil rights issue akan digunakan untuk membayar sebagian besar atau melunasi kewajiban kepada kreditur (perbankan). “Dengan tercapainya efisiensi beban keuangan, maka kami akan memiliki kemampuan untuk melakukan investasi aset produktif demi meningkatkan kapasitas layanan yang akan mendukung kinerja dan daya saing.”
Tahun ini, perseroan membidik pendapatan tumbuh sekurang-kurangnya 10% menjadi Rp 380 miliar dan laba bersih minimal naik 9% menjadi Rp 17,5 miliar,
Hingga kuartal I-2023, perseroan mencatatkan pendapatan Rp 95,30 miliar, naik 165% dari periode yang sama tahun lalu Rp 35,98 miliar dan mendorong laba bersih naik 39% menjadi Rp 4,53 miliar dari Rp 3,25 miliar.
Sejak 2018 sampai 2020, perseroan masih fokus pada angkutan batu bara sebagai kargo angkutan utama dengan tetap diversifikasi pada jenis kargo angkutan lain seperti pasir, semen, dan limbah. Namun mulai 2021, saat meningkatnya volume dan transaksi industri nikel, perseroan meningkatkan volume kargo nikel dalam negeri dari tambang ke lokasi smelter.
Pramayari mengatakan beberapa faktor pendukung bisnis 2023 di antaranya perkembangan industri tambang, khususnya batu bara dan nikel, terutama setelah pemerintah menggenjot industri baterai listrik. Bisnis logistisk perusahaan juga bakal terdorong peningkatan investasi smelter yang berpotensi meningkatkan kebutuhan transportasi barang tambang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement