Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Adian Napitupulu soal Ancaman Mau Dihabisi Luhut: 'Saya Gak Bisa Digertak-gertak!'

Adian Napitupulu soal Ancaman Mau Dihabisi Luhut: 'Saya Gak Bisa Digertak-gertak!' Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Politikus senior PDIP Panda Nababan menceritakan pernah suatu ketika terjadi adu mulut yang besar antara Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan dengan anggota DPR dari PDI Perjuangan Adian Napitupulu.

Nah, terbatu Adian mengkonfirmasi kejadian tersebut. Menurutnya, penuturan Panda memang benar adanya.

Adian mengaku memang ia kerap bertemu Presiden Jokowi, yang dibahas hanya masalah-masalah yang menyangkut nasib rakyat.

"Dulu kan intensitas bertemu Presiden Jokowi kan 3 bulan, kita bahas masalah tanah rakyat, tahanan politik Papua, harta Cendana. Nah Luhut menganggap jangan membawa masalah buat presiden," kata Adian dikutip dari Total Politik,

"Lalu gw tanya Bang Luhut, lalu saya harus bawa apa? Bawa perempuan? Bawa uang?. Gw milih presiden Jokowi karena saya percaya dia mampu menyelesaikan masalah," jawab Adian.

Setelah itu, reaksi Luhut ternyata marah dan menggertak Adian.

"Mungkin dia marah dan bertengkar, dan memang orangnya begitu, saya kan gak bisa digertak-gertak seperti itu," jawab Adian.

Akhirnya, ribut adu mulut itu dilerai oleh Panda Nababan.

Baca Juga: Saat Luhut Berani Turunkan Telunjuk Prabowo yang Sedang Menuding-nuding Wajah Jenderal Seniornya

"Sampai Bang Panda mukul meja dua kali, dia bilang 'kita ini bertiga Batak, gak bisa bicara baik-baik'. Tapi saya akui, Bang Luhut itu hormat ke Bang Panda, ya lebih pada debat kusir dengan intonasi yang tinggi aja sih," jelas Adian.

Sebelumnya, Peristiwa keributan itu terjadi sekitar setahun lalu di masa pandemi COVID-19 di lantai 5 Hotel Grand Hyatt area kolam renang.

Panda Nababan mengatakan, saat itu Luhut baru pulang dari China mengundang Adian Napitupulu untuk membicarakan masalah pembebasan tanah eks Cendana di daerah Bogor.

Kala itu Adian menganggap Menteri Pertanahan Sofyan Djalil tidak tegas dalam masalah pembebasan lahan milik keluarga Cendana itu. Adian lalu meminta Luhut untuk menegur Sofyan Djalil.

Atas dasar itulah, Luhut mengundang Adian Napitupulu untuk membicarakan masalah tersebut. Luhut lalu mengajak Panda untuk menemaninya saat pertemuan di Hotel Grand Hyatt tersebut.

Datanglah Panda dan Adian menemui Luhut di hotel bintang lima tersebut.

Di tengah diskusi tentang lahan, kata Panda, Luhut tiba-tiba meminta agar Panda dan Adian jangan memberi pikiran berat ke Presiden Jokowi yang menimbulkan persoalan.

Adian merespons dengan mengatakan dirinya tidak pernah memberikan persoalan kepada Presiden Jokowi.

Sementara Luhut tetap ngotot agar Adian dan Panda jangan memberi masalah ke Jokowi karena itu menyusahkan Presiden. Luhut mengaku tak senang. Tak hanya itu,  Luhut juga meminta kepada Panda dan Adian agar jangan memanggil Jokowi dengan sebutan mas dan lainnya. 

"Saya aja ke Presiden tuh saya panggil Pak Presiden, kalau kalian kan seenak kalian, mas mas lah apa lah," kata Luhut.

"Kau dengar dong, aku ngomong kau kunasehati," kata Luhut saat itu. Adian meminta Luhut tidak perlu menasehatinya.

Mendengar perkataan Adian, Luhut emosi hingga mengeluarkan kata bernada ancaman ke aktivis 98 tersebut.

"Kamu jangan ngelawan-lawan aku ya aku uda biasa ngabisin orang," kata Luhut.

"Memang kenapa rupanya? Mau habisi aku? Aku juga biasa diancam dengan kematian," balas Adian.

Melihat suasana sudah panas, Panda berupaya menjadi penengah. Ia meminta Luhut dan Adian tidak usah ribut-ribut.

"Jangan mentang-mentang berkuasa loh, ga pernah presiden komplain kita," kata Adian menimpali.

Panda mengatakan, Adian Napitupulu saat itu berani melawan dan membantah Luhut. Walau diancam, Adian tetap melawan.

"Jangan kau lawan-lawan aku, aku udah bisa habisi orang," kata Luhut.

"Ya habisilah, memangnya aku takut?" sergah Adian Napitupulu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: