Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Saat Luhut Berani Turunkan Telunjuk Prabowo yang Sedang Menuding-nuding Wajah Jenderal Seniornya

Saat Luhut Berani Turunkan Telunjuk Prabowo yang Sedang Menuding-nuding Wajah Jenderal Seniornya Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Hubungan antara Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pasang surut. Dulu seteru, kini bersatu menjadi pembantu Jokowi.

Di saat keduanya masih merintis sebagai perwira di TNI, Luhut dan Prabowo awalnya sama-sama bertugas di Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha), sebuah satuan elite Angkatan Darat sebelum kini berganti nama menjadi Kopassus.

Saat itu, Luhut berpangkat mayor, sementara Prabowo berpangkat kapten. Mayor Luhut dan Kapten Prabowo dipercaya membentuk Satgulator (Satuan Tugas Penanggulangan Terorisme), perannya adalah sebagai pasukan khusus antiteror yang dinamakan Densus 81/Antiteror (baca "Luhut" hal-16, Norca M Massardi, 2022).

Dalam satuan itu, Luhut ditugaskan sebagai komandan, sementara Prabowo menjadi wakil komandan.

Dalam catatan Sintong Panjaitan dalam buku "Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando" dikisahkan ada konflik yang dinamakannya sebagai 'Peristiwa Maret 1983'.

Konflik itu melibatkan Kapten Prabowo melawan Letjen Leonardus Benny (LB) Moerdani sebagai Asisten Intelijen Hankam/Kepala Pusat Intelijen Strategis/Asisten Intelijen Kopkamtib.

Prabowo pada 1983 sudah menjadi menantu Soeharto, sementara dalam catatan pengamat militer Salim Said menyatakan baik Prabowo dan Moerdani masing-masing telah membina pengikut. Prabowo menurut Said menganggap Moerdani akan menghalangi karirnya ke depannya.

"Dan untuk menjaga loyalitas para pengikut, mereka berdua memerlukan dana banyak. Moerdani rajin bagi-bagi hadiah kepada para pengikut atau para perwira yang didekati untuk, paling sedikit, tidak berpihak kepada kekuatan yang tidak loyal kepadanya. Prabowo juga melakukan hal yang sama. Maka terjadilah kompetisi bagi-bagi duit dan hadiah," kata Salim Said dalam "Menyaksikan 30 Tahun Pemerintahan Otoriter Soeharto"- hal 147.

Sementara dalam catatan pengamat militer Aris Santoso menyatakan Moerdani juga punya pengikut setia.

"Sintong Panjaitan dan Luhut adalah orang dekat Benny (Moerdani-red)," tulisnya dalam "Merekam Derap Sepatu Lars".

Sintong dalam otobiografinya "Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando" menceritakan pada Maret 1983, menjelang Sidang Umum MPR, Komandan Mayor Luhut kaget mendapati para anak buahnya di Densus81/Antiteror sedang siaga.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ferry Hidayat
Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: