Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Industri Susu Indonesia Masih Hadapi Tantangan, Greenfields Turun Tangan dan Ambil Peran

Industri Susu Indonesia Masih Hadapi Tantangan, Greenfields Turun Tangan dan Ambil Peran Kredit Foto: Greenfields.
Warta Ekonomi, Jakarta -

Industri susu di Indonesia diakui masih menghadapi sejumlah tantangan. Padahal, Industri susu berperan penting dalam menyokong tiga pilar, mulai dari meningkatkan nutrisi masyarakat, memastikan keberlanjutan lingkungan, hingga memajukan kesejahteraan masyarakat dan komunitas.

Salah satu tantangan tersebut ialah tingkat konsumsi susu di Indonesia yang masih rendah di kisaran 16,27 Kg per kapita per tahun. Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, menyampaikan bahwa konsumsi protein perkapita masyarakat Indonesia sudah di atas standar nasional yaitu 62,2 gram dari standar nasional 57, tetapi konsumsi sumber protein hewani, salah satunya susu dan produk olahannya masih rendah. Konsumsi susu dapat meningkatkan kecukupan gizi.

Baca Juga: S-GROW, Susu Peninggi Badan yang Sudah Teruji dan BPOM

"Kementerian Kesehatan berfokus pada edukasi dalam mencegah masalah gizi melalui pendekatan siklus hidup dimulai dari masa anak-anak dan remaja guna mendukung peningkatan tumbuh kembang," pungkasnya dalam sambutan peringatan Hari Susu Sedunia 2023 yang diselenggarakan Greenfields Indonesia, Selasa, 30 Mei 2023.

Dalam hal meningkatkan pemenuhan kecukupan gizi melalui produk hewani, Kemenkes mengapresiasi Greenfields Indonesia yang sudah turut mengambil peran dengan produk protein hewani yang berkualitas dan industri yang ramah lingkungan.

"Kami berharap Greenfields dapat terus berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan dalam mendukung transformasi layanan kesehatan primer dengan menghadirkan produk dan layanan terbaik bagi masyarakat Indonesia," sambung Budi Gunadi Sadikin.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyampaikan bahwa jumlah Produksi Susu Segar Dalam Negeri (SSDN) masih sangat perlu untuk ditingkatkan. Hal tersebut tidak terlepas dari upaya meningkatkan populasi sapi perah sehingga mendorong peningkatan produksi susu segar.

"Kami mengapresiasi Greenfields Indonesia yang telah banyak membantu dalam upaya pengendalian PMK melalui penerapan maksimum biosecurity dan pengawalan vaksinasi pada sapi perah karena sangat membantu pemerintah memulihkan ekonomi peternak sapi perah," tegas Khofifah.

CEO Greenfields Indonesia, Andre Rompis, menyampaikan bahwa Greenfields sangat memahami pentingnya mengelola dan menjaga kenyamanan seluruh sapi kami yang saat ini berjumlah lebih dari 19.000 ekor dari jenis Holstein dan Jersey. Pihaknya juga menjalankan ‘Greenfields Farming Philosophy’, best practice dairy farming management yang menjamin baiknya kuantitas dan kualitas produk mulai dari peternakan, proses produksi hingga tiba di tangan konsumen. 

Seluruh rangkaian proses produksinya dikawal oleh para ahli dan tenaga profesional terpercaya. Konsistensi dari komitmen tersebut melahirkan happy cows yang memiliki produktivitas tinggi, mencapai hingga 34 liter per sapi, atau hampir tiga kali lipat dari rata-rata produktivitas sapi dari peternakan lain.

"Rata-rata produksi susu sapi segar Greenfields Indonesia tiap tahun mencapai hingga 97 ribu ton atau kurang lebih 10% dari total produksi SSDN 2022. Prestasi lainnya adalah dengan penerapan biosecurity yang ketat, sapi-sapi di kedua peternakan Greenfields Indonesia dapat terhindar dari wabah PMK," ungkap Andre. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Advertisement

Bagikan Artikel: