Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meminta pernyataan Presiden Jokowi soal politik cawe-cawe tak perlu dipakai dengan menggunakan bahasa Jawa.
Ia tegas meminta secara blak-blakan langsung saja diartikan sebagai politik ikut campur.
"Tak usah pakai kata cawe-cawe, campur tangan titik, lebih kepada bahasa Indonesia biar tidak multitafsir," kata JK di acara Indonesia Lawyer Club.
JK meminta agar Presiden Jokowi membuktikan pernyataannya agar konsisten menjadi wasit dan pengadil di Pilpres 2024 nanti.
"Ini campur tangan yang tidak perlu, tak usah saja cawe-cawe. Ini momen baik bahwa presiden sudah mengatakan di muka umum, lalu diluruskan, oleh para pembantunya, dikatakan cawe-cawe agar Pemilu berlangsung jujur dan adil.
"Bagi saya kita mulai dari situ, ini situasi yang baik kalau dijalankan. Kalau ini pemerintah wasit, jadi wasit lah, pengawas terserah. Pemilu musti harus diawasi, kalau wasit tidak adil nanti bisa dipecat. Kita lihat saja, kita harap rakyat jadi saksi, bahwa presiden dia akan adil jujur, pelaksanaanya yang penting bukan ngomongnya, jangan cawe-cawe lagi karena multitafsir,"
Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu berharag kalau kejadian bahwa ada tafsiran Jokowi mendukung salah satu paslon ke depannya tidak terulang lagi, dan pemerintah benar-benar bertindak di tengah, tidak memihak.
"Kalau ada nuansa mendukung ini tidak terjadi lagi, bahwa secara terbuka tidak tapi semua orang tahu, ini tidak terjadi lagi," jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: