Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hadiri Raker Nasional PDIP, Rocky Gerung Sebut Presiden Jokowi Datang atau Tidak, Bakal Tetap Dibully Megawati

Hadiri Raker Nasional PDIP, Rocky Gerung Sebut Presiden Jokowi Datang atau Tidak, Bakal Tetap Dibully Megawati Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Jokowi diketahui telah menghadiri rapat kerja nasional III PDIP di Kantor Sekolah DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (6/6/2023).

Menanggapi soal Presiden Jokowi yang diundang ke rakernas PDIP, pengamat politik sekaligus akademis Rocky Gerung menilai tidak ada perbedaan seandainya Jokowi datang atau tidak ke acara tersebut.

Karena Presiden Jokowi akan tetap saja dianggap remeh dan dibully oleh ketua umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. 

Sebelumnya, Megawati dianggap pernah mem-bully Presiden Jokowi melalui pidato politiknya dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) PDIP ke-50.

Baca Juga: Rocky Gerung Siap Datang ke Acara Semua Kubu Capres: Saya Mau Mengajarkan Mereka untuk 'Bertengkar!'

Salah satu yang disorot dalam pidato tersebut adalah ketika Megawati menyinggung soal kemenangan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Saat Megawati mengatakan Jokowi tidak ada apa-apanya tanpa PDIP, Rocky menilai ada pesan dalam gestur Megawati kala itu.

“Dia anggap bahwa kalau dia datang, sangat mungkin dia di-bully lagi tuh. Kan udah itu rumusnya kan. Begitu ada forum PDIP, Ibu Mega nggak bisa tahan untuk mem-bully Jokowi,” ujar Rocky, dikutip dari YouTube pribadinya pada Selasa (6/6/2023).

Itu karena, meskipun Presiden Jokowi adalah kader PDIP, tetapi di saat bersamaan Jokowi adalah presiden. Bahkan, Jokowi dipilih lebih dari konstituen yang dimiliki PDIP. 

“Kalau disebut kader, nggak bisa karena Presiden Jokowi itu dipilih lebih dari konstituen PDIP,” ujar Rocky.

Baca Juga: Amien Rais Ungkap Manuver ‘Cawe-cawe’ Presiden Jokowi di Pilpres 2024 Adalah Langkah Berbahaya, Loyalisnya Langsung Bela Begini…

“Padahal Jokowi terpilih 51 persen. Itu yang 30 persen lebih itu dari mana tuh? Kan dia bukan kader PDIP. Dia statusnya adalah Presiden Republik Indonesia yang dipilih bahkan oleh PKS, bahkan oleh Gerindra, bahkan oleh Golkar,” sambungnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

Advertisement

Bagikan Artikel: