Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bangun Pabrik Soda Ash, Pupuk Kaltim Klaim Mampu Serap Emisi Lebih Besar

Bangun Pabrik Soda Ash, Pupuk Kaltim Klaim Mampu Serap Emisi Lebih Besar Kredit Foto: Pupuk Kaltim
Warta Ekonomi, Jakarta -

VP Riset PT Pupuk Kaltim (PKT) Awali Noor Baroroh mengatakan, rencana perusahaan untuk membangun pabrik soda ash pertama di Indonesia selain dapat mengurangi impor produk, juga dapat menekan Emisi CO2.

Menurutnya, produksi soda ash nantinya akan menggunakan bahan baku CO2 hasil emisi pabrik dan amonia sebagai produk pembuatan urea. Pembangunan pabrik soda ash ini merupakan salah satu upaya PKT dalam menerapkan praktik ekonomi sirkular yang memanfaatkan produk sampingan CO2. 

“Dengan dibangunnya pabrik soda ash ini, selain bisa mengurangi impor Indonesia, ini nantinya akan menyerap lebih banyak CO2 sekitar 174.000 ton per tahun, sehingga beban emisi CO2 perusahaan tidak hanya berkurang, namun juga dapat digunakan menjadi produk yang lebih bermanfaat untuk industri dan kehidupan harian masyarakat,” ujar Awalia dalam paparanya, Selasa (6/6/2023).

Baca Juga: Kurangi Impor, Pupuk Kaltim Siap Bangun Pabrik Soda Ash

Sementara itu, Project Manager Soda Ash PKT Wildan Hamdani mengatakan, saat ini proyek soda ash dalam proses prakualifikasi dan segera akan dilakukan tender.

Proyek tersebut nantinya akan dibangun di kawasan Industri Kaltim Industrial Estate (KIE) yang masih berada di area PKT di Bontang.

"Izin lingkungan juga sudah diperoleh pada Desember 2022 yang lalu," ujar Wildan. 

Wildan menyebut, dalam proses pembangunan pabrik soda ash ini, perseoran juga melihat adanya potensi pelibatan industri lokal untuk pengadaan bahan baku soda ash, seperti garam industri. 

"Selain garam, bahan baku pembuatan soda ash yaitu CO2 dan amonia. Jika semua berjalan lancar, ditargetkan pabrik soda ash ini akan selesai dibangun pada akhir tahun 2026," ucapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: