Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indeks Sentimen Kripto Kembali Turun ke Level ‘Fear' di Tengah Gugatan Binance

Indeks Sentimen Kripto Kembali Turun ke Level ‘Fear' di Tengah Gugatan Binance Kredit Foto: Indodax
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indeks Kripto Fear and Greed, sebuah alat yang mengukur sentimen pasar lebih luas terhadap Bitcoin dan pasar kripto secara umum lebih luas—telah turun ke tingkat "fear" atau takut yang tidak terlihat sejak 11 Maret, ketika koin USD Circle kehilangan pasak dolarnya.

Dilansir dari laman Cointelegraph pada Rabu (7/6/2023), sentimen pasar yang terbentur pada 5 Juni terjadi setelah Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat (AS) mengajukan gugatan terhadap Binance yang cabang operasinya di AS dan CEO-nya, Changpeng Zhao.

SEC menekan total 13 tuduhan terhadap bursa dan afiliasinya karena gagal mendaftar sebagai bursa sekuritas dan beroperasi secara ilegal di Amerika Serikat.

Baca Juga: Gugatan pada Binance: 61 Mata Uang Kripto Kini Dituduh sebagai Sekuritas oleh SEC

Indeks tersebut bekerja dengan menggabungkan campuran indikator untuk mengukur sentimen pasar. Indeks ini menggabungkan metrik, termasuk volatilitas harga, momentum, volume perdagangan, dengan data dari media sosial dan tren Google untuk membentuk gambaran menyeluruh tentang emosi investor terhadap Bitcoin dan pasar kripto yang lebih luas.

Sebagian besar sentimen negatif disebabkan anjloknya nilai mata uang kripto setelah langkah terbaru SEC melawan Binance. Aset blue-chip kripto seperti Bitcoin dan Ether turun masing-masing pada 4,1% dan 3,1%, dalam 24 jam terakhir, menurut data dari Indeks Harga Cointelegraph.

Altcoin yang lebih besar juga ikut terpukul. Pada saat publikasi, Cardano turun 6,4% dalam 24 jam terakhir, sementara Solana telah jatuh 7,4%.

Pedagang dengan posisi terbuka di pasar derivatif kripto juga menderita konsekuensinya, dengan likuidasi senilai lebih dari US$280 juta atau Rp4 triliun terjadi sejak pengumuman gugatan.

Tidaklah mengherankan, ketik pedagang dengan posisi terbuka yang “panjang” — taruhan dengan leverage pada harga aset kripto meningkat — adalah yang paling terpukul. Karena, menyumbang US$261,75 juta (92%) atau Rp 3,8 triliun dari keseluruhan likuidasi. Sementara itu, pedagang dalam jangka pendek (short trader) mengalami likuidasi sebesar US$20,7 juta atau Rp 30 miliar. 

Cardano dan Solana sebagai dua aset digital teratas tersebut bertanggung jawab atas sekitar 43% dari kerugian ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: