Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perubahan Iklim dan Perkembangan Geopolitik Bisa Ganggu Pasokan Pangan Global

Perubahan Iklim dan Perkembangan Geopolitik Bisa Ganggu Pasokan Pangan Global Kredit Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Negara anggota Asean harus siap menghadapi ancaman krisis pangan dan kemiskinan sebagai dampak dari berbagai tantangan, seperti pandemi, perubahan iklim, dan bencana alam hingga perang.

Situasi ini menuntut komitmen setiap negara anggota Asean untuk bergandengan tangan dalam membangun ketahanan pangan bersama. Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi saat membuka pertemuan Asean Food Security Reserve Board (AFSRB), kemarin.

Kita perlu mengambil tindakan nyata untuk mengatasi ancaman krisis pangan global, termasuk risiko dan guncangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap sistem pangan. Karena itu, penting untuk memastikan stabilitas ketersediaan pangan, aksesibilitas dan pemanfaatan pangan di kawasan.” paparnya

Seperti diketahui, Indonesia memegang Keketuaan Asean pada 2023 dengan tema Asean Matters: Epicentrum of Growth. Posisi Indonesia sangat penting dalam mengarahkan Asean untuk berperan aktif menciptakan dan memelihara perdamaian dan kemakmuran di kawasan dan dunia, serta mempertahankan Asean sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.

Hal itu selaras dengan pernyataan Presiden Joko Widodo saat membuka KTT ke-42 Asean di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada 10 Mei lalu, bahwa Asean harus makin memperkuat integrasi ekonominya, mempererat kerja sama inklusi, dan memperkokoh arsitektur kesehatan, pangan, energi, dan stabilitas keuangan.

Baca Juga: Masuki Musim Giling Tebu, Pemerintah Siap Tekan Impor Gula

Karena itu, Arief mengatakan salah satu fokus utama Keketuaan Asean 2023 adalah memastikan ketahanan pangan dan gizi tetap terjaga di kawasan. “Saya yakin salah satu cara Asean dapat merespons dinamika ketahanan pangan dan gizi adalah menguatkan komitmen negara-negara anggota Asean melalui Asean Leaders’ Declaration on Food Security,” ujarnya.

Deklarasi ini merupakan upaya untuk membangun mekanisme dan menyatukan peran semua badan sektoral terkait di Asean, meliputi sektor pertanian, perdagangan, keuangan, dan transportasi untuk memperkuat ketahanan pangan dan gizi.

Lebih lanjut, Arief menyampaikan NFA sebagai lembaga pemerintah membidangi pangan berperan penting dalam menjamin ketahanan pangan dan gizi. Dalam kaitan itu, Bapanas mengembangkan sistem cadangan dan distribusi pangan, menstabilkan pasokan dan harga pangan, mengentaskan daerah rawan pangan, mendiversifikasi konsumsi pangan, serta merumuskan dan mengendalikan standar keamanan pangan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Advertisement

Bagikan Artikel: