Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gokil! Mark Zuckerberg Bikin Aplikasi Baru Saingi Twitter, Manfaatkan Orang-Orang yang Tak Puas dengan Kepemimpinan Elon Musk!

Gokil! Mark Zuckerberg Bikin Aplikasi Baru Saingi Twitter, Manfaatkan Orang-Orang yang Tak Puas dengan Kepemimpinan Elon Musk! Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan Mark Zuckerberg, Meta, sedang membangun aplikasi baru untuk bersaing dengan Twitter. Meta dikabarkan berusaha memanfaatkan ketidakpuasan orang-orang dengan kebijakan Elon Musk sehingga memanfaatkan basis besar akun pengguna di platform Instagram Meta, menurut laporan dari The Verge.

Bos produk Meta, Chris Cox, menunjukkan pratinjau aplikasi yang dikenal secara internal sebagai "Proyek 92" kepada karyawan selama rapat umum pada hari Kamis kemarin. Cox menggambarkannya sebagai tanggapan perusahaan terhadap Twitter, menurut laporan tersebut.

Melansir Fortune di Jakarta, Jumat (9/6/23) aplikasi baru ini akan menggunakan sistem akun Instagram untuk menggabungkan informasi pengguna yang sudah ada sebelumnya ke dalam platform. Kemudian, akan diintegrasikan dengan ActivityPub, protokol media sosial terdesentralisasi yang menghubungkan platform dan akun media sosial ke dalam satu sistem.

Baca Juga: Apple Bikin Produk untuk Saingi Meta, Mark Zuckerberg Gak Gentar: Vision Pro Milik Apple Tidak Memiliki Solusi Ajaib

“Kami telah mendengar dari pencipta dan tokoh masyarakat yang tertarik untuk memiliki platform yang dijalankan secara wajar, bahwa mereka percaya bahwa mereka dapat mempercayai dan mengandalkan distribusi,” kata Cox kepada karyawan, menurut The Verge.

Meta sudah memiliki selebritas, seperti DJ Slime yang tertarik dengan aplikasi tersebut, kata Cox. Perusahaan juga sedang berdiskusi dengan Oprah dan Dalai Lama.

Platform baru berbasis Instagram ini berusaha untuk menjadi alternatif yang lebih aman, lebih mudah digunakan untuk Twitter. Cox menyinggung gejolak yang telah melanda layanan jejaring sosial yang berbasis di San Francisco sejak diakuisisi oleh Musk pada November tahun lalu.

Musk juga telah melonggarkan aturan moderasi konten dan memulihkan pengguna yang diblokir, dan ujaran kebencian telah meningkat di platform, menurut banyak laporan.

Induk Facebook Meta dan bisnis Instagram-nya telah banyak dikritik karena praktik moderasi konten mereka juga. Awal pekan ini, investigasi Wall Street Journal mengungkapkan jaringan pedofil yang luas beroperasi di Instagram.

Protokol jejaring sosial terdesentralisasi memungkinkan pengguna untuk dengan mudah berpindah antar platform, tanpa kehilangan jaringan teman dan kontak yang mereka kumpulkan di platform tertentu. Meta, induk dari Facebook dan Instagram, telah lama beroperasi di mana konten dan kontak pengguna dikunci secara efektif ke dalam platform.

Meta mulai mengerjakan aplikasi Project 92 pada bulan Januari, kata Cox selama pertemuan tersebut. Aplikasi tersebut dapat disebut "Threads" saat diluncurkan, yang dikatakan akan terjadi secepatnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: