Ketidakpastian Mas AHY Jadi Cawapresnya Anies Baswedan Jadi Alasan Mulai Dekatnya PDIP dan Demokrat? Ternyata Oh Ternyata...
Pakar Hukum Tata Negara dan Pengamat Politik Refly Harun menyoroti soal manuver PDIP dan Partai Demokrat yang mulai menjalin kedekatan. Untuk diketahui, Demokrat sejauh ini telah memutuskan akan mengusung Anies Baswedan sebagai Capres, sedangkan PDIP mengusung Ganjar Pranowo.
Menurut Refly, kedekatan yang mulai ditunjukkan ini berkaitan dengan posisi Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang tak kunjung diresmikan sebagai Cawapres Anies di Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
“Pertemuan ini yang jelas pertemuan dengan background ketidakpastian posisi AHY. Apakah jadi akan diambil oleh Anies Baswedan sebagai calon wakil presidennya ataukah tidak,” ujar Refly di kanal Youtubenya, dikutip Selasa (13/6/23).
Ketidakpastian siapa Cawapres pendamping Anies ini menurut Refly bakal punya dampak lanjutan apabila tak segera diselesaikan.
Hal ini terkait dengan posisi masing-masing partai pengusung di KPP yakni Demokrat, PKS, dan NasDem.
“Ketidakpastian juga KPP Apakah seandainya nanti AHY tidak diambil sebagai calon wakil presiden, maka Demokrat lari atau mundur dari KPP,” jelasnya.
Ketidakpastian juga seandainya nanti menjadi cawapresnya Anies Baswedan, Apakah Nasdem juga tidak ngambek dan tak malah Nasdem yang lari,” tambahnya.
PDIP menurut Refly sedang memanfaatkan celah di koalisi Anies Baswedan ini terkait ketidakpastian AHY.
Sebagaimana diketahui, jika satu saja di antara 3 partai pengusung memutuskan keluar dari KPP, maka Anies belum memenuhi ambang batas 20 persen kursi legislatif.
Baca Juga: Terus Nyungsep! Makin Nggak Ketolong Lagi Elektabilitas Anies Baswedan, SMRC: Melemah!
“Di tengah gonjang-ganjing KPP, tiba-tiba datanglah sahabat baru, ya dalam politik tidak ada teman dan lawan yang abadi Yang ada adalah kepentingan,” jelasnya.
Sebelumnya, pertemuan antara sekjen PDIP dan Demokrat berlangsung. Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto menyebut pertemuan dengan Demokrat adalah upaya membangun komunikasi politik. Ia juga menyebut pertemuan tersebut untuk membahas agar pemilu dapat berjalan sebagaimana mestinya.
"Itu kan baru istilahnya membangun komunikasi dalam rangka agar Pemilu dapat berjalan dengan baik berjalan dengan demokratis dan hilang berbagai salah sangka yang tidak perlu karena komunikasi ini kan, dialog ini kan budaya kita, kultur kita, maka kami melakukan itu dan ternyata publik juga menanggapi sangat positif terhadap pertemuan yang kami lakukan," papar Hasto dikutip dari laman detikcom, Selasa (13/6/23).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait:
Advertisement