Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Virtus Showcase 2023 Akan Digelar di Tiga Kota, Bahas Pentingnya Ketahanan Siber

Virtus Showcase 2023 Akan Digelar di Tiga Kota, Bahas Pentingnya Ketahanan Siber Kredit Foto: Virtus Technology Indonesia
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Virtus Technology Indonesia (Virtus) penyedia solusi infrastruktur digital dan anak perusahaan CTI Group, kembali menggelar Virtus Showcase 2023 di Gumaya Hotel, Semarang, Rabu (14/6/2023). Acara tahunan Virtus ini akan dilangsungkan di tiga kota, setelah Semarang, akan menyusul Surabaya dan Jakarta.

Virtus Showcase 2023 menghadirkan para pakar dan praktisi dibidang keamanan siber untuk mendiskusikan tren, tantangan, maupun peluang terkait ketahanan siber dengan mengangkat tema utama Cyber Resilience: Is Your Company Prepared Enough?.

Baca Juga: Xynexis dan Telkom University Lakukan Kerja sama Guna Memperbanyak SDM Keamanan Siber Siap Pakai Di Indonesia.

Perkembangan teknologi yang terus meningkat, membuka peluang ancaman yang juga terus meningkat baik dari sisi pelaku maupun metodenya. Hal itu mendorong strategi keamanan siber (cybersecurity) konvensional yang masih banyak dilakukan perusahaan dan organisasi saat ini tak lagi cukup. Perusahaan harus mulai sadar dan segera menerapkan strategi ketahanan siber (cyber resilience).

Ketahanan siber merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk bertahan, beradaptasi, dan pulih dengan cepat dari serangan siber. Menerapkan strategi ketahanan siber yang efektif dapat membantu mengurangi risiko, melindungi data sensitif, dan menjaga kelangsungan operasional dalam menghadapi serangan siber yang makin canggih dan kompleks.

Situasi keamanan siber Indonesia sendiri masih terus dibutuhkan peningkatan. Menurut Laporan National Cyber Security Index (NCSI) mencatat, skor indeks keamanan siber Indonesia sebesar 63.64 poin dari 100 pada 28 April 2023. Angka ini menempatkan Indonesia berada di peringkat ke-47 secara global.

Sementara, dari sisi ancamannya, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat serangan siber di 2022 berjumlah 976.429.996 dengan anomali trafik paling banyak masih berasal dari aktivitas malware, trojan activity sebesar 10,9 persen, dan disusul dengan serangan siber lainnya yang dikelompokkan sebagai serangan lain-lain sebesar 17,51 persen.

Salah satu contoh serangan yang terjadi belum lama ini adalah kebocoran data 15 juta nasabah salah satu bank syariah terbesar di Indonesia oleh kelompok peretas LockBit yang melakukan serangan ransomware pada bulan Mei lalu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: