Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Virtus Showcase 2022 Digelar, Siapkan Industri ke Tren IT Terbaru

Virtus Showcase 2022 Digelar, Siapkan Industri ke Tren IT Terbaru Kredit Foto: Virtus
Warta Ekonomi, Jakarta -

Inovasi-inovasi baru senantiasa diperlukan dalam transformasi digital di bidang IT. Oleh karena itu, sebagai penyedia solusi infrastruktur teknologi informasi dan digital, PT Virtus Technology Indonesia (Virtus) kini kembali menghadirkan acara tahunannya, Virtus Showcase 2022 dengan mengusung tema Edge of Distributed Enterprise: Embracing the Next Digital Wave yang digelar di Hotel Mulia Senayan, Jakarta.

Sejak pertama kali dihadirkan pada tahun 2013, Virtus Showcase 2022 masih memiliki tujuan yang sama, yaitu menjembatani antara pelaku bisnis, pelaku industri, customer, user, dengan IT solution provider.

"[Dalam acara Virtus Showcase 2022] itu kami menjadi jembatan untuk menyampaikan teknologi terkini, tren teknologi terbaru yang sedang menjadi trending di market sehingga kami juga bisa menjadi katalis untuk pengadopsian teknologi ini, supaya para user mempunyai daya saing yang lebih kompetitif di market," tutur Christian Atmadjaja selaku Direktur Virtus, Kamis (15/9/2022).

Baca Juga: Bagaimana Dampak Merge Ethereum terhadap Bitcoin?

Christian menjelaskan, Virtus mengusung tema terkait dengan Edge Distibuted Enterprise ini karena saat ini telah terjadi peningkatan popularitas pada sistem distributed enterprise dan adanya minat yang tinggi pada teknologi edge computing. Di mana juga dalam riset kecil yang telah dilakukan oleh Virtus, mencatat masih banyak user yang belum memiliki pemahaman yang dalam terhadap teknologi tersebut.

Perubahan tren dalam transformasi digital di bidang IT terkait dengan migrasi data dan workforce bisnis telah memunculkan inovasi-inovasi baru, yang sebelumnya dilakukan dari lokasi fisik ke cloud, dan kini tren telah berubah pada inovasi edge.

Memberikan pandangannya terhadap perubahan tren ini, Christian mengungkapkan bahwa pemicu mengapa edge computing ini diperlukan adalah karena adanya ledakan data. Hal ini terjadi akibat adanya jumlah data yang begitu banyak saat ini. Selain jumlah data, edge computing diperlukan terkait dengan alasan jumlah perangkat yang terhubung dengan network atau IoT.

"Dua pendorong ini yang mendorong, bisa dibilang bahwa kemampuan IT untuk memproses itu kalah cepat dengan jumlah ledakan data sehingga kalau semuanya mau kita proses di data center itu bisa jadi kalah cepat karena data perlu diolah, dianalisis, dan dikonfirmasi terlebih dahulu, yang pasti akan memakan waktu," jelas Christian.

Dengan alasan tersebutlah teknologi edge computing menjadi penting karena dalam pengolahannya, di mana data yang relevan untuk lokasi atau edge terkait, maka data akan dikoleksi dari tempat tersebut, diproses, dihasilkan, dan dikonsumsi juga di tempat yang sama.

Dengan kata lain, teknologi edge ini telah mendorong munculnya konsep bisnis perusahaan terdistribusi atau distributed enterprise, di mana perusahaan tidak lagi bergantung pada data center terpusat melainkan langsung memproses dan menganalisis data di tempat data tersebut dihasilkan.

Menjadikan teknologi ini sebagai strategi untuk menghadapi gelombang baru dari inovasi transformasi digital di masa depan, Virtus percaya model bisnis perusahaan terdistribusi membutuhkan dukungan teknologi edge yang dinilai lebih mampu dalam memberikan fleksibilitas yang lebih besar, apalagi bagi perusahaan yang menerapkan sistem kerja remote working, akses produk dan layanan yang lebih terdistribusi, sampai konsumsi media yang tidak terbatas.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: