Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gubernur-gubernur Negara Bagian di Amerika Serikat Ngomel Gegara ESG, Ada Apa?

Gubernur-gubernur Negara Bagian di Amerika Serikat Ngomel Gegara ESG, Ada Apa? Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Depok -

Perusahaan kendaraan listrik terkemuka Tesla pada Mei lalu mendapat sorotan dari publik usai dikeluarkan dari Indeks ESG S&P 500. Merespons hal tersebut, Elon Musk membuat cuitan di Twitter-nya yang mengatakan bahwa ESG adalah "penipuan" yang telah "dipersenjatai oleh pejuang keadilan sosial palsu."

Sebagai catatan, environmental (lingkungan), social (sosial), dan governance (tata kelola usasa) atau yang biasa disingkat ESG adalah seperangkat standar yang digunakan untuk menyaring investasi berdasarkan kebijakan perusahaan dan mendorong perusahaan untuk bertindak secara bertanggung jawab.

Tidak hanya terjadi pada perusahaan, Guru Besar FEB UI Rhenald Kasali mengatakan bahwa persoalan ESG tidak hanya merepotkan perusahaan saja, melainkan gubernur negara bagian Amerika Serikat juga.

Baca Juga: Elon Musk Sebut ESG adalah Penipuan, Rhenald Kasali: Masalahnya Bukan pada Aspek Lingkungan Saja

“Tidak hanya terjadi pada perusahaan, tetapi juga terjadi pada pemerintahan daerah atau negara bagian kalau di Amerika negara bagian. Siapa yang kena? Mereka yang penduduknya atau masyarakatnya ternyata melakukan investasi pada bidang-bidang yang dianggap harus dikeluarkan dalam ESG. Kita ketahui ada sejumlah industri yang dianggap musuh dan sebagian negara lainnya itu justru mendapatkan pendapatan terbesar dari situ,” kata Rhenald, dikutip dari kanal Youtube-nya pada Kamis (15/6/2023).

Menurutnya, hal ini terkait dengan penghasilan utama dari sebuah daerah yang kemudian tidak memenuhi kriteria ESG yang telah ditetapkan. Hal ini membuat investor enggan untuk berinvestasi karena takut perusahaan mereka akan dicap buruk oleh masyarakat karena tidak mengikuti prinsip ESG.

“Misalnya saja tembakau. Coba kalau Anda pergi ke Kediri atau Kudus, pendapatan terbesarnya dari cukai. Pekerjaan masyarakat ya industri rokok. Bahkan di Kediri bandaranya dibangun oleh salah satu perusahaan rokok. Jadi, kontribusinya sangat besar, kemudian juga ada industri lain yang dilarang, yaitu di bidang palm oil misalnya minyak sawit. Kemudian juga senjata yang bisa membunuh, dan tentu saja adalah oil and gas, serta batu bara,” jelasnya.

Baru-baru ini, Gubernur Texas ‘ngomel’ karena penghasilan negara bagian tersebut mayoritas berasal dari produksi senjata serta minyak dan gas. Dua kategori ini dianggap tidak taat kepada prinsip ESG.

“Kita ketahui ada dua gubernur yang ngomel-ngomel, belakangan tambah lagi. Pertama adalah gubernur Florida dan Texas. Kalau Texas persoalannya sederhana karena di negara bagian itu mereka menghasilkan senjata dan juga oil and gas. Tentu saja gubernurnya marah dan melarang lembaga pemerintahan berhubungan dengan lembaga-lembaga yang menerapkan ESG,” ujar Rhenald.

Sementara itu, Gubernur Utah marah lantaran negara bagiannya dinilai kurang taat ESG karena persediaan air yang minim berdampak buruk bagi investor.

“Kemudian di Utah juga gubernur yang ngomel kenapa tiba-tiba rating-nya diperlakukan negatif karena mereka dianggapnya tidak memiliki water supply yang baik. Tahu sendirilah Utah itu kan padang pasir dan ini dianggap water supply-nya tidak diperhatikan, sehingga ini buruk bagi para investor,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Novri Ramadhan Rambe
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: