Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Elon Musk Sebut ESG adalah Penipuan, Rhenald Kasali: Masalahnya Bukan pada Aspek Lingkungan Saja

Elon Musk Sebut ESG adalah Penipuan, Rhenald Kasali: Masalahnya Bukan pada Aspek Lingkungan Saja Kredit Foto: Instagram/Elon Musk
Warta Ekonomi, Depok -

Pada Mei lalu, perusahaan kendaraan listrik terkemuka Tesla telah dihapus dari Indeks ESG S&P 500. Merespons hal tersebut, Elon Musk membuat cuitan di Twitter-nya yang mengatakan bahwa ESG adalah "penipuan" yang telah "dipersenjatai oleh pejuang keadilan sosial palsu".

Sebagai catatan, environmental (lingkungan), social (sosial), dan governance (tata kelola usasa) atau yang biasa disingkat ESG adalah seperangkat standar yang digunakan untuk menyaring investasi berdasarkan kebijakan perusahaan dan mendorong perusahaan untuk bertindak secara bertanggung jawab.

Guru Besar FEB UI Rhenald Kasali mengatakan bahwa merupakan hal yang wajar apabila Elon Musk marah ketika Tesla dikeluarkan dari indeks S&P. Pasalnya, perusahaan minyak dan gas Exxon yang dinilai lebih merusak lingkungan masuk ke dalam sepuluh besar perusahaan yang paling taat ESG dalam indeks tersebut.

Baca Juga: Bumi Makin Padat, ESG Bakal Jadi Kunci Pembangunan Bisnis Berkelanjutan?

“Kita ketahui dia adalah tokoh yang sangat dipercaya yang sekarang telah memberikan kesempatan kepada banyak orang untuk membeli kendaraan yang tidak merusak lingkungan. Ternyata yang kemudian terjadi adalah dia dikeluarkan dari Standard and Poor, padahal sebelumnya dia sudah masuk dalam rating global company yang dianggap sangat patuh pada ESG. Sementara lawannya, Exxon yang memproduksi minyak yang dianggap merusak lingkungan itu masuk dalam top 10. Dan marahlah Elon Musk, dia mengatakan bahwa ESG adalah penipuan,” kata Rhenald, dikutip dari kanal Youtube-nya pada Kamis (15/6/2023).

Namun, ia menjelaskan bahwa aspek lingkungan (environmental) bukan menjadi penyebab Tesla dikeluarkan dari indeks tersebut. Menurutnya, penyebab utamanya adalah Elon Musk yang sering berbicara sembarangan, turun-naik harga saham yang bergerak sendiri, serta kondisi kerja perusahaan yang disinyalir masih terdapat diskriminasi rasial.

“Kenapa begitu terjadi? Jawabannya sangat simpel sekali karena ini bukan aspek environment semata-mata, tetapi ada social dan governance. Dianggapnya Elon Musk sering berbicara sembarangan, sehingga harga sahamnya bisa bergerak sendiri, tiba-tiba naik dan tiba-tiba bisa turun. Kemudian dia juga menciptakan kondisi kerja yang tidak begitu baik, bahkan di beberapa tempat di sana ada diskriminasi rasial,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa elemen-elemen penilaian ESG dari lembaga rating seperti S&P masih belum banyak dipahami oleh banyak orang.

“Jadi kasus seperti ini akan terjadi sebetulnya karena standarnya ini memang belum banyak dipahami. Dan yang kedua standarnya bisa tiba-tiba diubah beberapa elemen-elemennya oleh lembaga rating tahu karena mereka menghadapi tekanan dan lain sebagainya,” tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Novri Ramadhan Rambe
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: