Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Parpol Auto Ketar-ketir! SMRC Sebut Swing Voters Hampir 40 Persen: Sangat Besar!

Parpol Auto Ketar-ketir! SMRC Sebut Swing Voters Hampir 40 Persen: Sangat Besar! Kredit Foto: Antara/Risky Andrianto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) kembali merilis hasil surveinya terkait Pemilu 2024. Kali ini SMRC melakukan survei mengenai kesetiaan pemilih parpol dan besaran swing voters di partai-partai politik.

Dalam survei yang dilakukan, ditemukan sebanyak 39,04 persen pemilih partai Indonesia tidak loyal atau memiliki kemungkinan berpindah partai. Disebutkan bahwa pemilih yang berpindah ke partai lain atau tidak memilih disebut sebagai swing voters. Dari 2019-2023, survei SMRC menunjukkan rata-rata pemilih loyal di Indonesia sebanyak 60,96 persen, sementara swing voters sebesar 39,04 persen. 

Pendiri SMRC, Saiful Mujani menyebut bahwa tidak pernah ada partai politik yang mendapatkan suara 39,04 persen. 

“Artinya angka swing voters 39,04 persen ini sangat besar,” kata Saiful dalam keterangan resmi yang diterima wartaekonomi.co.id, Kamis (15/6/23).

Baca Juga: Terus Nyungsep! Makin Nggak Ketolong Lagi Elektabilitas Anies Baswedan, SMRC: Melemah!

Menurut Saiful, kondisi ini memungkinkan munculnya partai baru kalau partai itu bekerja secara kompetitif berhadapan dengan partai yang sudah ada. 

Saiful menyebut besarnya swing voters ini menjadi peluang bagi partai-partai kecil atau baru serta partai-partai yang ingin bekerja keras untuk mengambil para swing voters tersebut.

“Ini memberi peluang bagi partai yang mau bekerja lebih keras dibanding yang lain,” jelasnya.

Lanjut Saiful, partai mapan atau yang sudah di atas mungkin akan risau melihat angka swing voters yang hampir 40 persen. 

Ada peluang suara mereka turun, namun bagi partai yang masih kecil dan punya program kerja yang baik untuk meyakinkan pemilih, besarnya jumlah pemilih yang tidak setia atau yang swing, itu adalah kesempatan.

“(Tingginya) swing voters tersebut bisa menjadi ancaman dan bisa menjadi peluang. Kalau ada rakyat yang kecewa dengan partai-partai sekarang, keadaan ini membuka peluang untuk partai yang dianggap lebih menjanjikan. Rakyat, kata Saiful, memberikan ruang untuk berinovasi,” jelas Saiful.

Baca Juga: Elektabilitas Anies Baswedan Nyungsep, Ade Armando Ngaku Belum Gembira: Ada Tanda-tanda Kekalahan Ganjar Pranowo!

Dalam survei SMRC Mei 2023, ada 16,7 persen publik yang belum menentukan pilihan. PDIP dan Gerindra mendapatkan suara lebih besar dari Pemilu 2019: PDIP dari 19,3 persen menjadi 25,1 persen dan Gerindra dari 12,6 persen menjadi 16,4 persen. 

Sementara partai-partai lain memeroleh suara di bawah hasil Pemilu 2019. Sementara Golkar turun dari 12,3 persen menjadi 7,7 persen, PKB dari 9,7 persen menjadi 7,5 persen, Demokrat dari 7,8 persen menjadi 6,7 persen, PKS dari 8,2 persen menjadi 5,1 persen, PAN dari 6,8 persen menjadi 3 persen, dan PPP dari 4,5 persen menjadi 2,4 persen.

Dari semua partai yang ada di parlemen, dalam survei Mei 2023, PDIP menjadi partai dengan jumlah swing voters paling sedikit. Pada PDIP, ada 69 persen pemilih loyal dan 30 persen swing, Gerindra 68 persen loyal dan 31 persen swing, PPP 65 persen loyal dan 35 persen swing, PKB 65 persen loyal dan 34 persen swing, PKS 64 persen loyal dan 35 persen swing, Golkar 60 loyal dan 36 persen swing, Nasdem 57 persen loyal dan 42 persen swing, Demokrat 56 persen loyal dan 42 persen swing, PAN 50 persen loyal dan 45 persen swing. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Advertisement

Bagikan Artikel: