Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Genjot Melek Digital, Kemenkominfo Kenalkan Siswa soal Algoritma Medsos

Genjot Melek Digital, Kemenkominfo Kenalkan Siswa soal Algoritma Medsos Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia yang digagas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, kali ini menyasar 158 Sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA) di Provinsi Sulawesi Selatan.

Program literasi digital nasional sektor pendidikan wilayah Sulawesi ini, diikuti peserta sebanyak 7.265 siswa pada Kamis 15 Juni 2023, dimulai pukul 09.00 sampai dengan 11.00 WITA.

Kegiatan secara nonton bareng (nobar) ini mengangkat tema “Mengenal Algoritma Media Sosial,” dan digelar dalam rangka meningkatkan tingkat Literasi Digital 50 juta masyarakat Indonesia pada tahun 2024 menuju Indonesia #MakinCakapDigital.

Berdasarkan laporan HootSuite dan We Are Social, pengguna internet di Indonesia mencapai 204,7 juta jiwa pada Pebruari 2022, atau bertambah 2,1 juta dari tahun sebelumnya. Itu merupakan 73,7% dari total populasi Indonesia, dengan persentase pengguna internet melalui ponsel mencapai 94,1%. 

Namun dari capaian itu tingkat literasi digital belum menggembirakan, ini dilihat dari Survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 yang lalu, menunjukkan skor atau tingkat literasi digital masyarakat Indonesia berada di level sedang dengan nilai 3,49 dari 5,00.

Sehingga upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dengan memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman ini, menyuguhkan materi yang didasarkan pada 4 pilar utama Literasi Digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Di Sulawesi Selatan, program #literasidigitalkominfo yang digagas Kemenkominfo menampilkan narasumber Kepala Bidang Pendidikan Madrasah, H. Muh. Tonang, S.Ag., M.Ag., yang memaparkan materi Budaya Digital.

Disebutkannya, media digital sudah menjadi budaya semua orang, sehingga kita diharapkan memiliki kemampuan individu dalam membaca, mengkritisi, dan membangun kebangsaan dengan menggunakan nilai-nilai Pancasila, kesetaraan, dan budaya lokal. 

“Modal dasar yang dapat kita gunakan dalam melihat dan menggunakan media digital adalah nilai-nilai Pancasila. Kita dapat bekerja sama dengan semua pihak untuk mendukung penghadiran dan publikasi budaya lokal kita dengan menggunakan nilai-nilai Pancasila,” kata Muh. Tonang.

Sedangkan Djaka Dwiandi Purwaningtijasa yang merupakan seorang Konten Kreator dan Fotografer Arsitektural, berbicara terkait Kecakapan Digital.

Menurutnya algoritma dalam media sosial membantu menentukan konten mana yang muncul di platform berdasarkan probabilitas pengguna yang menyukainya dan berinteraksi dengan konten itu, sehingga konten yang banyak disukai dan banyak interaksinya akan berada di peringkat atas.

Karena itu dijelaskannya jika dalam mengklik konten harus berhati-hati, tidak sembarang mengklik atau menonton konten yang tidak pantas atau tidak layak lantaran dapat berdampak pada jejak digital kita. 

“Jika ada konten yang tidak pantas, sebaiknya jangan ditonton, diunduh, atau dibagikan, bahkan blokir pengguna atau sumbernya. Hal ini penting karena konten yang muncul didasarkan pada algoritma. Kita perlu menjadi cerdas dalam memilih konten yang akan ditonton dan selalu waspada terhadap konten yang mungkin mencoba menyisipkan pesan yang tidak baik untuk perkembangan kita,” jelasnya.

#literasidigitalkominfo ini diakhiri dengan penuturan Peneliti dan Pengasuh Tarbiyahislamiyah.id, Ridwan Muzir, tentang materi Keamanan Digital.

Ia pun memberikan tips aman terkait algoritma dalam media sosial, yakni yang pertama adalah menjaga privasi dan mengatur keamanan akun, yang kedua yakni fokus pada konten yang relevan dengan yang kita butuhkan, yang ketiga adalah menjalankan interaksi yang produktif dan positif dengan orang lain, dan yang keempat ialah sadar akan pengelolaan waktu online dengan menetapkan batasan waktu yang dihabiskan di media sosial. 

“Kecanduan media sosial dapat terjadi jika kita tidak sadar akan pengelolaan waktu yang tepat, seperti kecanduan rokok atau narkoba. Jadi, hindari kebiasaan membuka media sosial segera setelah bangun pagi, seolah-olah kita akan melewatkan sesuatu yang sangat penting jika tidak mengetahui informasi terkini di Instagram atau TikTok,” jelas Ridwan.

Para peserta berkesempatan mengajukan sejumlah pertanyaan yang dijawab secara langsung pula oleh narasumber pada sesi terakhir webinar, dengan dipandu oleh moderator Stefanny S. Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital sektor pendidikan dapat diperoleh pada media literasi digital kominfo di info.literasidigital.id atau mengikuti media sosial Literasi Digital Kominfo di Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo, dan Youtube @literasidigitalkominfo.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: