Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Inilah Tujuh Tantangan Kinerja Industri dari Segi Suplai

Inilah Tujuh Tantangan Kinerja Industri dari Segi Suplai Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Perindustrian (Menperin) RI, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan, kinerja industri masih menghadapi tantangan dari sisi suplai. Dalam hal ini, terdapat tujuh faktor yang memengaruhi.

Menperin Agus menjelaskan: pertama, kompleksitas produk Indonesia, yaitu ketika ekspor negara ASEAN telah didominasi oleh kelompok Machinery Products. Ekspor Indonesia masih didominasi oleh komoditas.

Baca Juga: Gelar Raker Kemenperin 2023, Menperin: Kinerja Manufaktur Ekspansif, tapi Cenderung Melambat

Kedua, peningkatan daya saing produk medium high tech Indonesia tidak secepat peer. Bahkan, daya saing produk unggulan ekspor Indonesia relatif stagan dengan tren menurun. Ketiga, berkaitan dengan produktivitas tenaga kerja.

"Jika dibandingkan negara peers, peningakatan upah tenaga kerja Indonesia tidak berbanding lurus dengan peningkatan produktivitasnya. Pandemi pun memperburuk PR produktivitas tenaga kerja. Sebagian besar provinsi mengalami penurunan produktivitas dan sulit pulih dalam jangka pendek," jelas Menperin saat membuka Raker Kemenperin tahun 2023, di Jakarta, Jumat (16/6/2023).

Keempat, adopsi teknologi industri pengolahan akan makin meningkat pasca-Covid-19 sehingga dibutuhkan kesiapan sumber daya manusia (SDM). Namun, tenaga kerja Indonesia masih didominasi oleh unskilled labor.

Kelima, ekspor Indonesia masih didominasi oleh traditional trade. Pasalnya, partisipasi dalam GVC terbukti meningkatkan produktivitas perusahaan Indonesia (learning effect).

Keenam, dalam Global Innovation Index (GII) tahun 2021, Indonesia berada di peringkat ke-87 dari 132 negara. Biaya yang sudah dikeluarkan untuk investasi inovasi ternyata belum efektif menghasilkan output yang lebih berkualitas dan inovatif. Indonesia (Jakarta) belum menjadi top of mind kerja sama inovasi bagi investor Jepang.

"Ketujuh, standarisasi dan sertifikasi. Hal ini seperti kendala penerapan SNI lebih banyak disebabkan oleh faktor eksternal perusahaan seperti lokasi pengujian yang jauh, biaya yang mahal, dan proses yang lama," tegas Menperin Agus.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: