Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Catat ini! Tanpa Budaya Literasi yang Kuat, Jangan Harap jadi Negara Maju

Catat ini! Tanpa Budaya Literasi yang Kuat, Jangan Harap jadi Negara Maju Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Bone -

Berbagai daerah kini ramai-ramai membangun gedung layanan perpustakaan umum yang bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) yang diberikan oleh pemerintah pusat. Hal ini dianggap sebagai bagian dari rencana aksi agar pusat dan daerah punya persepsi yang kuat untuk kemajuan literasi. 

Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Adin Bondar mengatakan tidak ada negara yang maju dan modern tanpa budaya literasi yang kuat. 

"Literasi menghasilkan masyarakat yang inovatif, kreatif, dan kompetitif. Kekuatan literasi memberikan dampak besar di berbagai sektor," ujarnya ketika meresmikan gedung perpustakaan umum Kabupaten Bone dan talk show Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) pada Sabtu, (17/6/2023). Baca Juga: Lumina Education Luncurkan Aplikasi Perpustakaan Digital BukuAku, Upaya Menumbuhkan Kecintaan Membaca Sejak Dini

Kehadiran perpustakaan, diharapkan Adin, jangan seperti menara gading. Justru, banyak manfaat yang bisa didapat oleh masyarakat. Konsep literasi untuk kesejahteraan yang diusung perpustakaan seperti magnet yang mampu menarik banyak orang untuk terlibat aktif memperbaiki kualitas hidupnya melalui sejumlah pelatihan, koleksi bahan bacaan yang tepat guna, dan pendampingan yang efektif.

"Ini bukti nyata dukungan perpustakaan mendukung budaya literasi," tambah Adin. 

Kabupaten Bone patut bersyukur karena selain bantuan pembangunan gedung perpustakaan senilai Rp10 miliar, juga memperoleh stimulan mobil perpustakaan keliling, pojok baca digital (Pocadi), dan dukungan finansial kepada tujuh desa melalui program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial (TPBIS). 

Bupati Bone  Fahsar M. Pandjalangi mengakui bahwa kehadiran perpustakaan memiliki dampak signifikan terhadap peningkatan literasi di wilayah Bone. "Kami sedang menyusun program pengembangan kegiatan literasi yang sejalan dengan program Perpusnas," ujar Bupati. 

Fahsar mengakui wabah gadget sudah merambah kemana-mana. Maka itu, Pemkab Bone berharap Perpusnas mau mensuplai buku- buku bacaan yang nantinya akan disalurkan ke desa-desa. Terutama yang berkaitan dengan kearifan lokal (local wisdom) sehingga bisa mendorong semangat masyarakat untuk berinovasi memanfaatkan kearifan lokal yang ada di daerah mereka. 

Sementara itu, anggota Komisi X DPR RI Andi Muawiyah Ramly menegaskan Indonesia bukan rendah budaya baca melainkan akses terhadap bahan bacaan yang kurang. 

"Dan pemahaman literasi jangan berhenti pada kemampuan membaca saja, tetapi juga dalam memahami suatu konteks bacaan, dan upaya mencari tahu informasi dari sumber yang akurat," katanya.  Baca Juga: Gerakan Satu Masjid Satu Perpustakaan Dimulai di Kabupaten Maros

Pada kesempatan yang sama, Pustakawan Utama Perpusnas Abdullah Sanneng mengatakan, langkah langkah Perpusnas dalam meningkatkan literasi mayarakat merupakan mandatori yang disebutkan dalam UUD 1945, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. "Ini kemudian diejawantahkan dalam konsep pembangunan SDM unggul melalui lima tingkatan literasi," ucapnya. 

Kehadiran platform baca digital semestinya memudahkan orang untuk mencari pengetahuan karena bisa diakses kapan saja dan dimana saja. Tinggal bagaimana pelakunya, apakah mau memanfaatkan atau tidak. "Mau tidak mau kita sudah harus membiasakan diri menjadi masyarakat yang literat, menghasilkan inovasi - inovasi baru pengembangan produksi barang dan jasa yang dapat bersaing secara global," pungkas Abdullah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: