Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Banggar DPR-Pemerintah Sepakati Asumsi Makro RAPBN 2024, Intip Hasilnya

Banggar DPR-Pemerintah Sepakati Asumsi Makro RAPBN 2024, Intip Hasilnya Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Anggaran (Banggar) DPR RI menyetujui proyeksi ekonomi makro Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN 2024).

Keputusan tersebut diambil Ketua Banggar DPR RI, Said Abdullah, dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa.

Baca Juga: Selamat! BI Dinobatkan jadi Regulator Makroekonomi Terbaik di Asia Pasifik 2023

Said Abdullah mengatakan, pembahasan Rancangan APBN 2024 oleh Panja Banggar DPR menunjukkan semangat optimisme atas perekonomian nasional tahun depan. "Optimisme itu dilandasi dari berbagai bacaan atas proyeksi ekonomi makro Indonesia dari berbagai pihak, termasuk lembaga lembaga ekonomi yang kredibel," ujarnya, dikutip Minggu (18/6/2023).

Ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada di kisaran 5% untuk tahun 2024, sedangkan inflasi berada dalam rentang 1,5 hingga 3,5%. Menurutnya, stabilitas tersebut dilandaskan pada faktor eksternal atas volatilitas harga komoditas yang relatif lebih rendah dibanding realisasi pada tahun 2022, serta faktor internal dari makin baiknya kinerja tim pengendali inflasi pusat dan daerah.

Said Abdullah mengungkapkan, optimismenya bahwa kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat lebih kuat, meskipun DPR dan Senat Amerika Serikat telah meloloskan undang-undang untuk menaikkan plafon utang Pemerintah AS sebesar US$31,4 triliun.

Ia menyebut kebijakan ini menunjukkan kredibilitas keuangan Pemerintah AS turun. Investor bahkan masih ragu untuk terus memegang dolar AS sehingga persepsi ini menguatkan sentimen terhadap rupiah, kendati tidak terlalu besar.

Sementara itu, suku bunga SBN 10 tahun diproyeksi menguat di level 6%, sedangkan harga minyak bumi dunia diproyeksikan jauh lebih rendah di kisaran US$75-80 per barel.

"Proyeksi ini memang lebih optimis dari pokok-pokok pendahuluan RAPBN 2024 dari pemerintah yang berada pada kisaran 75-85. Kita optimis mengingat Amerika Serikat sejak 2024 juga akan melaksanakan Pemilu. Melalui pengaruh globalnya mereka akan menjaga harga minyak dunia di level terendah" jelasnya.

Ia juga mengatakan, Panja mendorong pemerintah agar mengusahakan effort lebih besar atas target lifting minyak dan gas bumi. Meskipun tidak mudah, usaha tersebut dinilai sebagai pilihan untuk terus menjaga penerimaan negara dan mengurangi beban impor migas. Di akhir paparannya, Said Abdullah pun mengetok palu untuk menyetujui secara resmi laporan panja asumsi makro untuk tahun 2024.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: