Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tidak Perlu Impor, Teknologi Ini Percepat Produksi Tambang Negeri

Tidak Perlu Impor, Teknologi Ini Percepat Produksi Tambang Negeri Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Berdasarkan informasi dari Kementerian Perindustrian, kebutuhan nikel sulfat untuk bahan baku pembuatan baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) setiap tahunnya akan terus mengalami peningkatan. Adapun hingga 2035 kebutuhannya akan mencapai 59.506 ton. Sedangkan, menurut dari data US Geological Survey, cadangan nikel Indonesia mencapai 21 juta metrik ton, yang menjadikan Indonesia sebagai pemain utama nikel dunia, disusul oleh Australia dengan cadangan nikel yang mencapai 19 juta metrik ton.

Dalam proses bisnis tambang nikel, proses pengangkutan komoditas hasil tambang ke titik penjualan menjadi aspek yang penting karena banyaknya celah yang menyebabkan kerugian dalam prosesnya. Mulai dari penghitungan yang lama, penghitungan dengan akurasi rendah hingga manipulasi pencatatan data berpotensi menghambat proses pengiriman ini. Dalam menanggulangi hal tersebut, cara penghitungan dan pengawasan perlu dilakukan secara tepat.

Menanggapi hal tersebut, Mula Damai selaku Chief Marketing Officer dari Widya Robotics mengungkapkan bahwa kini perusahaannya tengah mengembangkan solusi penghitungan muatan volume yang bisa mendukung proses distribusi maupun produksi sektor pertambangan nikel indonesia.

Solusi penghitungan volume muatan truk ini disebut sebagai Widya Load Scanner (WLS). Mula menjelaskan bahwa teknologi ini memanfaatkan LiDAR atau Light Detection and Ranging. Dengan teknologi canggih yang dimiliki, alat ini mampu menghitung volume muatan hasil tambang yang dibawa kendaraan secara cepat dan akurat.

“Widya Load Scanner merupakan alat penghitung volume dengan LiDAR pertama di Indonesia. Telah sertifikasi akurasi hingga 99,23%, teknologi kami ini terbukti membuat proses penghitungan volume muatan hingga pencatatan menjadi lebih mudah dan efisien.” ungkapnya.

WLS memiliki teknologi yang dapat memproses pengukuran yang lebih cepat dari proses manual yang biasa digunakan. Dengan teknologi yang mumpuni, alat ini dapat mengatasi kerugian penghitungan volume yang selama ini terjadi. Dalam hal kecepatan, scanner volume ini mampu menghitung volume muatan truk hanya dalam waktu 47 sampai 50 detik saja untuk satu kali pengukuran. 

Dalam penggunaannya, alat ini hanya perlu dioperasikan oleh 1 operator saja. Terlebih lagi perusahaan tidak perlu merekrut tenaga ahli dalam hal ini karena pengoperasian yang simple memungkinkan alat ini untuk dioperasikan oleh siapa saja. Cara pengoprasiannya sendiri adalah truk berisi muatan berhenti sejenak di bawah alat ini. Kemudian, LiDAR sebagai sensor utama akan melakukan scanning pada permukaan bidang dari muatan atau objek muatan truk yang diukur. Proses penghitungan dilakukan dua kali yaitu saat truk berisikan muatan dan saat kosong. Selanjutnya, hasil dari penghitungan volume pada muatan truk tersebut dapat  langsung dilihat pada dashboard yang telah disediakan. 

Hasil tersebut juga tercatat dalam sistem, jadi memudahkan pengguna untuk memantau data yang masuk dalam jangka waktu panjang maupun pendek. Selain itu, data yang dihasilkan juga dapat diunduh kapan saja ke dalam bentuk dokumen seperti excel dan csv, sehingga memudahkan pengguna dalam mengolah data. Dengan data tersebut tentunya kesalahan maupun kecurangan dalam pengukuran volume bisa teratasi. Ketepatan dalam pengukuran nantinya akan berimbas pada proses distribusi maupun produksi di perusahaan pertambangan.

”Dengan fitur dan keuntungan yang diberikan, Widya Load Scanner menawarkan harga yang jauh lebih terjangkau dibanding dengan teknologi yang serupa. Alat ini juga merupakan investasi yang tepat bagi pengusaha tambang nikel di Indonesia karena tingkat efisiensi dan akurasi tinggi yang diberikan nantinya akan berpengaruh ke proses produksi nikel itu sendiri.”

Widya Load Scanner telah terbukti mampu menjadi solusi penghitungan muatan secara tepat dan cepat.  Hingga saat ini, WLS sudah terpasang di beberapa lokasi tambang di Indonesia, termasuk Sulawesi dan Kalimantan. Tidak hanya nikel, alat ini juga dapat mengukur volume truk berisikan komoditas bauksit hingga batubara. Selain di pertambangan, alat ini juga digunakan oleh beberapa perusahaan konstruksi BUMN maupun swasta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: