Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Miliki Indomaret, KFC, Sari Roti dan FiberStar, DNET Optimis Kinerja Bakal Tumbuh, Ini Penyumbang Terbesar

Miliki Indomaret, KFC, Sari Roti dan FiberStar, DNET Optimis Kinerja Bakal Tumbuh, Ini Penyumbang Terbesar Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) selaku induk usaha atas entitas asosiasi PT Indomarco Prismatama (Indomaret), PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI), PT Fastfood Indonesia Tbk (FAST) dan induk dari entitas anak, yaitu PT Mega Akses Persada (FiberStar) optimis akan melanjutkan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan di 2023.

Optimisme tersebut tercermin dari target Sambungan Pelangggan baru (Home Connected) yang diharapkan tumbuh 47,36% atau mencapai 500.000 unit. Sedangkan gelaran kabel hingga akhir 2023 mendatang diperkirakan dapat mencapai kurang lebih mencapai 42.832 km. Target tersebut berdasarkan potensi pasar dan realisasi sambungan baru per Desember 2022 yang mencapai 339.312 unit atau tumbuh 25,80% dibandingkan realisasi tahun 2021 lalu.

FiberStar yang dikelola PT Mega Akses Persada (MAP) merupakan entitas anak dengan kepemilikan saham sebesar 71,97%. Berdiri sejak tahun 2014 dan telah berkembang menjadi salah satu penyedia layanan infrastruktur berbasis serat optik berskala nasional. Saat ini, FiberStar telah menjangkau 17 provinsi, 135 kota/ kabupaten dengan gelaran serat optic mencapai 36.885 km atau hampir tiga kali diameter Bumi.

Baca Juga: Gandeng Indomaret, Bank DKI Sediakan Layanan Tarik Tunai

Direktur Utama Indoritel Haliman Kustedjo mengatakan, MAP selaku kontributor utama akun pendapatan konsolidasi Perseroan selalu tumbuh berkelanjutan. Perseroan secara konsisten terus mengembangkan kualitas layanan dan jangkauan pelayanan di seluruh Indonesia.

"Dengan konsep Netralitas, FiberStar dapat memfasilitasi kebutuhan pelanggan dengan mendukung perkembangan di berbagai sektor seperti pelanggan NAP/ISP, perusahaan, perbankan dan lembaga keuangan, kantor pemerintahan, universitas dan sekolah, kawasan bisnis, kawasan pemukinan, toko jejaring retail ataupun toko konvesional," ujar Haliman, dalam paparan publik, di Jakarta, Selasa (27/6/2023). 

MAP pada akhir tahun 2022 lalu berhasil membukukan pendapatan Rp1,14 triliun, tumbuh 34,81% dibandingkan perolehan tahun lalu Rp844 miliar. Sedangkan laba bersih tercatat Rp244 miliar, tumbuh 64% dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp149 miliar. Hal tersebut tidak lepas dari keberhasilan manajemen MAP untuk terus menambah gelaran serat optic dan meningkatkan sambungan baru sepanjang 2022 seperti yang dipaparkan diatas.

Pencapaian top line MAP berdampak positif pada kinerja pendapatan DNET sebagai perusahaan induk. Hingga akhir 2022, DNET membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar Rp1,14 triliun, tumbuh 34,81%.

Adapun, lanjut Haliman, DNET yang fokus pada segmen ritel dan konsumer memiliki kepemilikan saham beberapa perusahaan ritel, konsumer dan F&B terkemuka di Indonesia seperti Indomaret (PT Indomarco Prismatama) sebesar 40%, Sari Roti (PT Nippon Indosari Corpindo Tbk) sebesar 25,77% dan KFC & Taco Bell (PT Fast Food Indonesia Tbk) sebesar 35,84%.

Indomaret pada akhir tahun 2022 lalu berhasil membukukan pendapatan Rp100,37 triliun tumbuh 10,78% yoy dari tahun 2021 dan Laba Bersih Rp2,38 triliun. Sepanjang tahun 2022 lalu, Indomaret menambah lebih dari 1.600 gerai baru dan lebih dari 1 Distribution Center (DC).

"Sehingga total toko yang dimiliki sebanyak 26.637 toko yang terdiri dari 21.251 toko yang dikelola sendiri serta 5.386 toko waralaba dengan mitra sebanyak lebih dari 4.900 mitra terwaralaba," tambahnya. 

Baca Juga: Gerai Fast Food Zensei Bangun Bisnis Waralaba Berbasis Blockchain

Sementara, PT Nippon Indosari Corpindo (ROTI) merupakan entitas asosiasi dengan porsi kepemilikan sebesar 25,77%.sebesar 25,77%. Saat ini ROTI sebagai produsen roti massal pertama dan terbesar di Indonesia membukukan pendapatan sebesar Rp3,93 triliun tumbuh 19,7% yoy. Adapun laba tercatat Rp432 miliar tumbuh 52,1% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 284 miliar.

"Tahun depan, ROTI berencana menambah 1 pabrik baru yang berlokasi di Pekanbaru, dengan demikian hingga akhir tahun 2023, total pabrik yang dimiliki ROTI akan berjumlah 15 pabrik," jelas Haliman.

Haliman menyampaikan bila secara umum pertumbuhan kinerja entitas asosiasi tersebut tidak lepas dari relaksasi mobilitas kegiatan masyarakat paska pandemi lalu. "Serta peran manajemen di masing-masing entitas dalam memaksimalkan produksi, efisiensi serta inovasi produk yang memberikan nilai tambah," ucapnya. 

Entitas asosiasi lainnya yakni PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) selaku pemegang hak waralaba tunggal untuk merek KFC dan Taco Bell di Indonesia juga membukukan pertumbuhan pendapatan. Pada akhir tahun 2022, FAST membukukan pertumbuhan pendapatan 21% yoy menjadi Rp5,86 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp4,84 triliun.

Sepanjang 2022 FAST menambah 13 gerai baru KFC (net) dan 3 gerai baru Taco Bell. Dengan demikian, jumlah gerai KFC pada akhir tahun 2022 berjumlah 740 gerai dan Taco Bell sebanyak 6 gerai. Sedangkan untuk tahun 2023, direncanakan pembukaan 29 gerai baru KFC dan 3 gerai baru Taco Bell.

Ketiga entitas asosiasi tersebut pada akhir tahun 2022 memberikan kontribusi positif berupa Bagian Laba dari Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama bagi DNET selaku salah satu pemegang saham. Tercatat porsi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 38,20% menjadi Rp1,01 triliun dan menjadi bagian laba dari DNET. Sehingga Laba Bersih DNET pada 2022 mencapai Rp1,36 triliun, tumbuh 40,19% dibandingkan tahun sebelumnya.

Sinergi entitas anak pun akan menopang penjualan serta entitas asosiasi yang menopang pertumbuhan laba merupakan pembuktian atas efektivitas strategi Perseroan. Strategi tersebut memberikan dampak positif yang berkesinambungan bagi Perseroan dan tentu saja bagi para pemangku kepentingan.

Baca Juga: Idul Fitri Usai, Kinerja Penjualan Eceran Mei 2023 Diprediksi Terkontraksi 3,6%

Manajemen menilai tren pemulihan ekonomi diperkirakan akan terus berlangsung di tahun 2023 dengan proyeksi pertumbuhan yang tetap solid di kisaran 5% yoy. Hal ini ditopang oleh mobilitas masyarakat yang terus meningkat seiring pencabutan kebijakan PPKM pada akhir  Desember lalu.

Proyeksi dari masing-masing sektor industri dimana entitas asosiasi berbisnis juga memberikan sinyal positif. Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) dan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) turut menyatakan optimisme atas proyeksi 2023.

Untuk industri serat optic, Perseroan menilai masih sangat terbuka. Mengingat Internet of Thing (IoT) telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, terlebih era 5G semakin mendekat. Hal tersebut tentu saja membutuhkan bandwidth besar dan infrastruktur serat optik yang dapat dihandalkan. Tidak hanya Pulau Jawa, FiberStar juga aktif membangun infrastruktur serat optik di luar Pulau Jawa seperti Sumatera dan Bali.

Dari sisi layanan, FiberStar terus berkomitmen memberikan pelayanan terbaik yang dibagi dalam tiga segmen utama yakni segmen usaha korporasi, segmen usaha ritel, dan segmen usaha lainnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: