Tak Kenal Maka Tak Sayang! Inilah Taksonomi ASEAN, Kunci Navigasi Investasi Indonesia
Sebagai salah satu lembaga yang menaungi pelaku profesi sektor keuangan, Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW) menyadari pentingnya penerapan kebijakan Taksonomi ASEAN di Asia Tenggara. Dimulainya penerapan kebijakan ini menunjukkan komitmen kawasan terhadap pertumbuhan yang berkelanjutan, pembangunan ekonomi, dan integrasi regional.
Taksonomi ASEAN sendiri adalah panduan yang dirancang untuk memungkinkan transisi yang adil menuju adopsi keuangan berkelanjutan oleh negara anggota ASEAN. Panduan ini menyediakan keselarasan prinsip-prinsip dasar dan membantu menyelaraskan klasifikasi kegiatan dan aset berkelanjutan di seluruh ASEAN. Baca Juga: Menlu Retno Bocorkan Daftar Tamu ASEAN Ministerial Meeting di RI, AS hingga Rusia Hadir!
Sebelumnya pada 10 November 2021, Taksonomi ASEAN versi pertama diluncurkan bersamaan dengan rangkaian Conference of The Parties (COP) ke-26 yang diselenggarakan di Glasgow, Skotlandia. Kemudian pada 27 Maret 2023, Taksonomi ASEAN versi kedua juga turut dirilis kepada publik. Versi baru ini akan berfokus pada klasifikasi kegiatan yang melibatkan kombinasi sumber daya untuk menghasilkan barang atau jasa, dengan penekanan khusus pada sektor energi.
Versi kedua memperkenalkan metodologi yang lebih rinci untuk menilai kegiatan ekonomi dan juga memungkinkan penilaian kualitatif terhadap aktivitas ekonomi dengan kerangka yang menjaga proses keuangan berkelanjutan oleh negara ASEAN secara adil dan bertahap. Konsultasi dengan para pemangku kepentingan untuk versi ini direncanakan berlangsung pada kuartal kedua 2023 bersamaan dengan pengembangan technical screening criteria (TSC) untuk sektor-sektor tambahan pada tahun 2023 hingga 2024.
Conny Siahaan, ICAEW Head of Indonesia, menyatakan, pihaknya melihat bahwa pemerintah telah bekerja keras dalam mendorong kerja sama regional untuk meningkatkan pemahaman tentang keuangan berkelanjutan dan mengembangkan pemahaman bersama tentang tujuan lingkungan hidup.
"Dengan bekerja sama, negara-negara anggota ASEAN dapat mempercepat penerapan taksonomi ini dan memaksimalkan dampak positifnya bagi kawasan. Dengan semangat yang dibangun oleh pemerintah, kami di ICAEW pun mendukung langkah-langkah kebijakan dari Taksonomi ASEAN terutama dalam mendorong semua pemangku kepentingan untuk mengenal lebih lanjut tujuan dan manfaat dari kebijakan ini," ujarnya di Jakarta, belum lama ini.
Namun, lahirnya kebijakan Taksonomi ASEAN belum sepenuhnya dipahami oleh berbagai pihak, terutama terkait peran dan tujuan dari penerapan yang sudah digaungkan pemerintah. Lantas, seperti apa peran dan tujuan terciptanya Taksonomi ASEAN?
1. Meningkatkan Keuangan Berkelanjutan
ASEAN menyadari adanya kebutuhan mendesak untuk bertransisi menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan dan rendah karbon. Taksonomi yang dirancang dengan baik memungkinkan identifikasi dan promosi investasi yang ramah lingkungan. Taksonomi ini memberikan kejelasan bagi investor, lembaga keuangan, dan bisnis dengan mendefinisikan apa saja yang memenuhi syarat sebagai kegiatan ekonomi yang berkelanjutan secara lingkungan.
Dengan menyelaraskan investasi dengan proyek-proyek berkelanjutan, ASEAN dapat menarik lebih banyak modal hijau, mempercepat adopsi teknologi bersih, dan memfasilitasi pembiayaan proyek-proyek infrastruktur yang berkelanjutan.
2. Mempromosikan Perlindungan Lingkungan dan Aksi Iklim
Kerangka kerja taksonomi di ASEAN memainkan peran penting dalam mempromosikan perlindungan lingkungan dan aksi iklim. Dengan menetapkan kriteria yang jelas untuk kegiatan yang ramah lingkungan, kerangka kerja ini memungkinkan perusahaan dan pemerintah untuk menetapkan target dan mengembangkan strategi untuk mengurangi jejak ekologi yang akan terjadi. Hal ini, pada gilirannya, berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim, melestarikan keanekaragaman hayati, dan melindungi ekosistem. Selain itu, taksonomi ini mendorong inovasi dan pengembangan teknologi ramah lingkungan karena perusahaan berusaha untuk memenuhi standar keberlanjutan yang ditetapkan oleh taksonomi tersebut. Baca Juga: Keketuaan Indonesia dalam ASEAN Berpeluang Dorong Investasi EBT
3. Memfasilitasi Integrasi Regional
Kerangka kerja Taksonomi ASEAN juga memfasilitasi integrasi regional dengan menciptakan bahasa yang sama untuk keberlanjutan. Dengan mengadopsi taksonomi yang diselaraskan di seluruh negara anggota, ASEAN mempromosikan standar pelaporan dan pengungkapan yang konsisten. Standarisasi ini membantu bisnis untuk menavigasi investasi, perdagangan, dan kolaborasi lintas batas dengan lebih efisien. Hal ini meningkatkan transparansi dan kepercayaan, yang pada akhirnya mendorong kerja sama ekonomi yang lebih besar di antara negara-negara ASEAN.
“Dengan penerapan taksonomi ini, maka akan membuka peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi sekaligus mengatasi tantangan lingkungan yang mendesak. Oleh karena itu, ICAEW juga akan terus mendorong dan mendukung upaya kolektif yang dibangun oleh pemerintah Indonesia untuk membuka jalan dalam menciptakan Tanah Air yang lebih hijau, lebih tangguh, dan sejahtera,” tutup Conny.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait:
Advertisement