Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sakit Dijenguk Presiden, Adik Cak Nun: Mbah Nun itu Aset Bangsa, Kita ini Aset Karang Taruna, itu Pun Masih Pro dan Kontra

Sakit Dijenguk Presiden, Adik Cak Nun: Mbah Nun itu Aset Bangsa, Kita ini Aset Karang Taruna, itu Pun Masih Pro dan Kontra Emha Ainun Nadjib | Kredit Foto: Instagram/Emha Ainun Nadjib
Warta Ekonomi, Jakarta -

Adik Emha Ainun Najib (Cak Nun), Ahmad Syakurun Muzakki memberikan kesaksian bahwa kakaknya adalah satu dari 9 tokoh yang pernah diundang oleh mantan Presiden Soeharto saat jelang lengser di tahun 1998.

"Tahun 1998 ketika situasi reformasi riuh, menjelang Pak Harto lengser, Mbah Nun diundang oleh Pak Harto bersama 9 tokoh lainnya untuk hadir di Istana," kata Cak Zakki, sapaan akrabnya.

Cak Zakki yang juga manajer Emha mengaku menyaksikan langsung betapa kakaknya itu sangat sibuk di era Reformasi 1998.

"Saya bertugas menunggu rumah Mbah Nun di Tamantirto Kasihan Bantul. Karena beliau harus banyak di Jakarta untuk memonitor dan terlibat langsung di jantung kekuasaan terkait Reformasi," jelasnya.

"Jogja bergejolak, para aktivis demo di Alun-alun Utara. Mereka menyerukan satu tekat: Turunkan Pak Harto. Satu frekuensi dengan Mbah Nun dan jamaahnya," tuturnya.

Nah, saat Cak Nun dipanggil di Istana, ternyata mendapatkan reaksi negatif dari para aktivis dan mahasiswa. Bahkan, sempat medndapatkan teror dan ancaman fisik.

"Ada perubahan situasi ketika ada berita 'Mbah Nun diundang oleh Istana bersama 9 tokoh'. Para aktivis Jogja tiba-tiba menyerang kami. Meneror kami. Mengancam untuk membakar rumah. Teror lewat telepon bertubi-tubi. Saya bingung, ada apa ini. Kesalahan kami di mana. Apakah kami ini sedulure (saudara) Pak Harto?," tambahnya.

"Seiring berjalannya waktu, saya paham akhirnya. Diundangnya Mbah Nun ke Istana adalah salah satu point yang mereka tidak bisa menerima. Kenapa Mbah Nun? Siapa dia? Dan seterusnnya. Ada kecemburuuan ternyata.

"Ada ketidakterimaan ternyata. Begitu juga saat ini. Di media media sosial bisa kita saksikan hari-hari ini. Ketika Mbah Nun terbaring sakit di RS Sardjito lalu dikunjungi Presiden Jokowi, banyak suara sumbang. Banyak yang menghujat Mbah Nun. Mereka lupa. Mbah Nun adalah aset bangsa yang sangat penting. Sehingga Presiden harus menjenguknya," tuturnya.

"Mbah Nun itu fix aset bangsa. Kalau saya, dan kalian yang sedang heboh, hanyalah aset karang taruna, itu pun masih pro kontra," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: