Di Depan 18 Negara, Menlu Retno Tegas: Indo-Pasifik Jangan Jadi Medan Perang!
Lebih lanjut, dalam pernyataan nasional Indonesia, Retno menggarisbawahi dua hal. Pertama, apresiasi atas dukungan dan penghormatan terhadap sentralitas ASEAN. "ASEAN yang bersatu (ASEAN yang matters) akan membawa manfaat tidak hanya untuk kawasan, tapi juga untuk dunia," papar dia.
Kedua, sambung Retno, ajakan kepada negara-negara anggota EAS untuk menyukseskan East Asia Summit September mendatang. Retno meminta agar semua pihak dapat bersama-sama "membangun jembatan" untuk mempertemukan perbedaan-perbedaan yang ada.
Baca Juga: Jokowi: Negara Berkembang ASEAN Butuh Dukungan Negara Maju
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal (Sekjen) ASEAN, Kao Kim Hourn, menyampaikan bahwa kerja sama dalam kerangka EAS terus menguat, antara lain dalam sektor energi hijau, lingkungan, pendidikan, kesehatan, perdagangan, keamanan pangan, keamanan maritim, dan kelestarian laut.
Pertemuan membahas dinamika kawasan dan global, antara lain mendorong perdamaian di Ukraina, penghormatan terhadap hukum internasional di Laut Tiongkok Selatan, stabilitas di Semenanjung Korea, dan penyelesaian isu Myanmar.
Selain itu, pertemuan menekankan peran penting EAS sebagai platform kerja sama dan dialog dalam mendorong stabilitas, perdamaian dan kemakmuran di kawasan. Dukungan luas diberikan terhadap sentralitas ASEAN, implementasi ASEAN Outlook in the Indo-Pacific, dan implementasi 5PC dalam isu Myanmar.
Terakhir, pertemuan menyepakati dokumen East Asia Summit Plan of Action 2024-2028 yang berisi identifikasi area kerja sama praktis dan mendukung pengarusutamaan dan implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific dalam kerangka EAS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Advertisement