Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penduduk Miskin di Sumut Turun 8,15 Persen pada Maret 2023

Penduduk Miskin di Sumut Turun 8,15 Persen pada Maret 2023 Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Medan -

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) merilis angka kemiskinan di Sumut. Disebutkan, angka kemiskinan di Sumut mengalami penurunan sebesar 0,18 poin, yaitu dari 8,33 persen pada September 2022 menjadi 8,15 persen pada Maret 2023.

"Angka kemiskinan ini setara dengan 1,24 juta jiwa pada Maret 2023, atau berkurang sekitar 22,4 ribu jiwa dalam satu semester terakhir," kata Kepala BPS Sumut, Nurul Hasanudin, di Medan, Senin (18/7/2023).

Baca Juga: NTP Juni Naik Tinggi, BPS Sebut 4 Komoditas Ini Jadi Pendorongnya

Ia menyebut, persentase penduduk miskin pada Maret 2023 di daerah perkotaan sebesar 8,23 persen, dan di daerah perdesaan sebesar 8,03 persen. "Di daerah perkotaan mengalami penurunan sebesar 0,40 poin. Sementara, di perdesaan justru naik sebesar 0,07 poin jika dibandingkan September 2022," ujarnya.

Sementara itu, Garis Kemiskinan pada Maret 2023 tercatat sebesar Rp602.999/kapita/bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp458.706 (76,07%) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp144.293 atau sekira 23,93 persen.

Selain itu, pada periode September 2022-Maret 2023, baik Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) maupun Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami penurunan. P1 turun dari 1,411 pada September 2022 menjadi 1,261 pada Maret 2023, sedangkan P2 turun dari 0,339 menjadi 0,324.

"Turunnya P1 mengindikasikan adanya kecenderungan peningkatan rata-rata pengeluaran konsumsi penduduk miskin yang mampu mengikuti peningkatan garis kemiskinan, atau dengan kata lain kesenjangan pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan makin berkurang," jelasnya.

Selanjutnya, P2 yang memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran konsumsi di antara penduduk miskin–turunnya indeks ini mengindikasikan berkurangnya ketimpangan pengeluaran konsumsi diantara penduduk miskin.

"Dengan kata lain, penyebaran pengeluaran konsumsi makin baik atau merata," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: