Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

AAJI Ungkap Kondisi Industrialisasi Asuransi Jiwa dalam Lima Tahun Terakhir

AAJI Ungkap Kondisi Industrialisasi Asuransi Jiwa dalam Lima Tahun Terakhir Kredit Foto: AAJI
Warta Ekonomi, Jakarta -

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengungkapkan kondisi industrialisasi asuransi jiwa di Indonesia selama lima tahun terakhir. Terjadi peningkatan jumlah perusahaan asuransi dari 50 perusahaan menjadi sekitar 60 lebih perusahaan asuransi. Namun di sisi lain, ada penurunan pendapatan dalam industri asuransi jiwa pada tahun sebelumnya.

Direktur Eksekutif AAJI, Togar Pasaribu mengatakan pendapatan industri asuransi jiwa mengalami penurunan sebesar 7,1% pada 2022 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Meskipun industri ini secara umum dikenal sebagai salah satu sektor yang tumbuh stabil, penurunan tersebut disebabkan oleh turunnya pendapatan premi

“Dari sisi pendapatan, total pendapatan industri asuransi jiwa pada tahun 2022 itu sekitar Rp223 triliun. Sebenarnya capaian ini mengalami penurunan sebesar 7,1%. Penurunan cenderung disebabkan oleh menurunnya pendapatan premi yang memiliki kontribusi dominan terhadap total pendapatan,” terang Togar, dikutip dari kanal Youtube lppi_id pada Kamis (20/7/2023).

Baca Juga: Optimis Industri Asuransi Jiwa Bakal Tumbuh, BCA Life Raup Premi Rp890 Miliar di Semester I

AAJI mencatat total pendapatan premi sebesar Rp45,6 triliun, mengalami penurunan sebesar 6,9% dibandingkan dengan kuartal I-2022. Penurunan premi disebabkan oleh turunnya pendapatan premi dari produk unitlink, kanal distribusi bancassurance, dan penurunan jumlah pembayaran premi dalam bentuk single premium.

“Penurunan premi ini melihatnya dari dua aspek, pertama data, kedua waktu dan apa yang terjadi di tengahnya. Data pendapatan premi turun iya, tapi dari jenis produk yang mana yang turun? Unitlink, lalu bancassurance, dan dari cara bayar yang mana yang turun? Yaitu single premium,” imbuhnya.

Tak hanya itu, tantangan persaingan yang semakin ketat juga berkontribusi pada penurunan pendapatan industri asuransi jiwa. Perusahaan asuransi jiwa harus berkompetisi untuk menarik minat nasabah potensial dan mempertahankan pelanggan lama dengan menawarkan produk dan layanan yang lebih menarik dan relevan. Hal ini mendorong perusahaan asuransi untuk terus berinovasi dalam mengembangkan produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi nasabah.

“Kami menyadari tantangan yang dihadapi oleh industri asuransi jiwa saat ini. Kami akan terus berupaya untuk beradaptasi dengan kondisi ekonomi dan perubahan perilaku konsumen, serta meningkatkan inovasi dan edukasi bagi masyarakat mengenai manfaat dan pentingnya memiliki perlindungan asuransi jiwa,” pungkasnya.

Baca Juga: Cara Memilih Asuransi yang Tepat, Anti Rugi-Rugi Club, Klaim Pasti Dibayar!

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nevriza Wahyu Utami
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: