- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Pertamina Gandeng Empat Instansi Internasional Jajaki Potensi Pengurangan Emisi Karbon
PT Pertamina (Persero) menggandeng empat intansi internasional guna mendorong komitmen untuk menyediakan energi dan mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT) untuk menopang ketahanan dan swasembada energi nasional.
Kesepakatan tersebut nantinya akan digunakan untuk membahas, mengeksplorasi, dan berpotensi terlibat dalam inisiatif transisi energi bersama partner, yaitu Mubadala, Posco International, Japex, dan Jogmec.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan, Pertamina dan partner bermaksud menjajaki kemungkinan kerja sama dalam penelitian dan pengembangan teknologi produk rendah karbon beserta implementasinya.
Baca Juga: Implementasi CCS dan CCUS: Tugas Hulu Migas dalam Transisi Energi
Adapun kerja sama tersebut khususnya untuk Carbon Capture & Storage/Carbon Capture, Utilization & Storage (CCS/CCUS), Blue Hydrogen/Ammonia, New & Renewable Energy (NRE), dan potensi kolaborasi terkait lainnya di Indonesia.
“Pertamina memiliki tanggung jawab besar sebagai motor untuk mencapai komitmen Net Zero Emission (NZE). Sektor energi diproyeksikan sebagai sektor penyumbang emisi terbesar Indonesia tahun 2030, dan juga diharapkan memiliki kontribusi yang signifikan dalam pengurangan emisi karbon, yang menempati urutan kedua setelah sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya," ujar Nicke pada saat perjanjian tersebut, Selasa (25/7/2023).
Nicke mengatakan, Pertamina siap untuk terus berperan penting dalam memimpin transisi energi dan pengurangan emisi di sektor energi Indonesia.
"Pertamina akan mendukung langkah pemerintah dalam mewujudkan target NZE Indonesia pada tahun 2060 atau lebih cepat," ujarnya.
Menurutnya, ke depan Indonesia akan memiliki peran penting, tidak hanya di Asia, tetapi juga dalam dekarbonisasi global. Saat ini emisi per kapita Indonesia masih di bawah rata-rata emisi CO2 per kapita dunia (di bawah 3 ton per orang).
Indonesia memiliki potensi dari klaster integrasi untuk CCUS end-to-end dan berinovasi sebagai penyedia energi hijau di klaster tersebut. Berdasarkan beberapa penelitian yang sudah dilakukan, kapasitas penyimpanan CO2 potensial mencapai 80 hingga 400 gigaton CO2 di depleted reservoir serta saline aquifer.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti
Advertisement