Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Aturan Cerdas Membuat Konten Tanpa Plagiarisme

Aturan Cerdas Membuat Konten Tanpa Plagiarisme Kredit Foto: Unsplash/Mailchimp
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan webinar Literasi Digital #MakinCakapDigital 2023 untuk segmen komunitas di wilayah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah dengan tema "Jangan Asal Comot, Kenali Plagiarisme di Dunia Digital" pada Selasa (25/7/2023).

Kali ini hadir pembicara-pembicara program kegiatan Literasi Digital #MakinCakapDigital di tahun 2023 yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Kepala Unit ICT UNDIPA Makassar, Erfan Hasmin; Founder Yayasan Komunitas Open Source, Arief Rama Syarif; serta mengundang Key Opinion Leader, Rio Hijau Daun.

Baca Juga: Produksi Konten Tanpa Melanggar Privasi dan Hak Cipta

Survei We Are Social dan HootSuit pada awal 2023 menyebut bahwa pertumbuhan pengguna internet di Indonesia kini mencapai 212,9 juta atau 77 persen dari total penduduk. Namun, menurut data BPS pada 2018 dari tiga subindeks, Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) Indonesia, subindeks keahlian dengan skor paling rendah menurut data yang dirilis 2019. 

Internet membawa kemudahan di segala bidang kehidupan, mulai dari berkomunikasi, bekerja, belajar. Akan tetapi, perubahan budaya dalam berkomunikasi jangan sampai menghilangkan etika sebagai nilai moral seseorang, salah satunya dengan melakukan plagiarisme.

"Plagiarisme atau plagiasi adalah menulis fakta, kutipan, atau pendapat yang didapat dari orang lain atau buku, makalah, film, televisi, tanpa menyebutkan sumbernya," ungkap Kepala Unit ICT UNDIPA Makassar, Erfan Hasmin, saat menjadinara sumber kegiatan literasi digital #makincakapdigital 2023 untuk segmen komunitas di wilayah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Selasa (25/7/2023), dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta.

Ia menyambung, plagiarisme online merupakan kegiatan penjiplakan yang melanggar hak cipta seseorang baik sebagian maupun keseluruhan, tanpa izin pemilik atau tidak mencantumkan sumbernya dan disebarkan melalui media digital. Jenis plagiarisme ada bermacam-macam, bisa berupa tambal sulam di mana mengubah konten seolah asli buatan sendiri. Ada pula plagiarisme langsung, duplikasi terang-terangan dari konten penulis lain tanpa mengubah apapun. 

Lebih jauh ia mengatakan, plagiarisme terjadi karena kurangnya penelitian dan pemahaman topik. Inilah alasan mengapa konten kreator biasanya melakukan riset cukup lama sebelum memproduksi konten agar karya yang dibuat benar-benar asli. 

"Kita bisa mencegah plagiarisme dengan memberikan sumber asli konten duplikat. Ini sering disebut atribusi, kita dapat mengutip konten duplikat atau menambahkannya referensi konten yang tepat untuk konten tersebut," jelasnya.

Erfan juga mengatakan, seseorang bisa menggunakan pemeriksa plagiarisme gratis, menulis ulang konten yang ditiru, serta mengutip konten yang ditiru dengan memberikan atribusi atau mencantumkan sumber. Untuk menghindari plagiarisme, sebaiknya belajar lebih jauh mengenai bagaimana mengoptimalisasi konten agar mudah tersaring mesin pencarian, serta mempelajari bagaimana menulis konten asli.

Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui website literasidigital.id atau event.literasidigital.id, atau akun Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo dan Youtube Literasi Digital Kominfo.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: