Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cara Mudah Memahami Logika Membangun Business Model Canvas untuk Bisnis Kuliner

Cara Mudah Memahami Logika Membangun Business Model Canvas untuk Bisnis Kuliner Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Business model canvas (BMC) atau kanvas model bisnis adalah sebuah kerangka kerja yang terdiri dari 9 blok berisikan strategi yang akan digunakan untuk berbisnis, termasuk bisnis kuliner. Banyak pebisnis yang menggunakan template BMC ketika hendak memulai bisnisnya. Saat dikerjakan, mungkin terlihat mudah mengisinya tetapi saat eksekusi justru kelimpungan.

Ini karena menurut CEO The Local Enablers, Dwi Indra Purnowo, banyak pebisnis yang tidak memahami fundamentalnya bahwa ke-9 blok di dalam BMC itu saling terkait, yaitu:

Baca Juga: Cara Mengantisipasi Peningkatan Harga Pokok Penjualan (HPP) di Bisnis Kuliner, Jangan Lakukan Hal Ini!

  1. Key Partners
  2. Key Activities
  3. Key Resources
  4. Value Propositions
  5. Customer Relationships
  6. Channels
  7. Customer Segments
  8. Cost Structure
  9. Revenue Streams

Mengutip YouTube Foodizz Channel, Dwi Indra mengungkapkan bahwa hal pertama yang diisi adalah value proposition-nya. Kemudian, blok lain pun akan terisi.

Misalnya value proposition dari Rumah Makan Sunda adalah 'nikmat', nah sebagai pebisnis kamu harus memikirkan key activities-nya apa, dan key resources-nya apa. Selanjutnya, kamu harus menentukan cost structure-nya, mulai dari biaya karyawan, sewa tempat, pembelian alat, dan lain sebagainya.

Untuk key partners, kamu harus mencari partner yang bisa saling tukar resources. Misalnya, kamu mencari mentor untuk sharing soal bisnis, di mana mentor ini juga bisa meminta resources dari kamu. Resources tersebut bisa berupa:

  1. Men (karyawan)
  2. Money (uang)
  3. Machine (peralatan)
  4. Material (bahan)
  5. Managerial (manajemen)

Selanjutnya, jika kamu sudah menentukan value proposition bisnis kamu apa saja, barulah kamu tentukan customer segments-nya, seperti usia, demografi, kebiasaan, bahkan hingga masalah yang sering dialami konsumen.

Dalam customer relationships, pebisnis juga harus memahami kebutuhan dari customer segments-nya. Lalu, channel bertugas menyampaikan produk dan value ke customer.
Lalu yang terakhir adalah revenue streams, yang terdiri dari intensifikasi dan ekstensifikasi. Intensifikasi adalah bagaimana kita meningkatkan penjualan untuk menambah pendapatan. Sementara ekstensifikasi adalah bagaimana kita mengembangkan lini bisnis tanpa merusak goal.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: