Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

United Tractor Kantongi Untung Rp11,2 Triliun, Segmen Pertambangan Masih Jadi Penopang

United Tractor Kantongi Untung Rp11,2 Triliun, Segmen Pertambangan Masih Jadi Penopang Kredit Foto: United Tractors
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT United Tractors Tbk (UNTR) berhasil membukukan laba bersih Perseroan sebesar Rp11,2 triliun meningkat 8% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp10,4 triliun.

Capiam tersebut didorong meningkatnya pendapatan bersih perseroan menjadi Rp68,7 triliun atau naik sebesar 14% dari Rp60,4 triliun pada periode yang sama di tahun 2022. 

“Peningkatan pendapatan bersih ditopang oleh masing-masing segmen usaha, yaitu Kontraktor Penambangan, Mesin Konstruksi, Pertambangan Batu Bara, Pertambangan Emas, Industri Konstruksi, dan Energi secara berturut- turut memberikan kontribusi sebesar 35%, 30%, 29%, 5%, 1%, dan kurang dari 1% terhadap total pendapatan bersih konsolidasian,” kata Sekretaris Perusahaan PT United Tractors Tbk, Sara Loebis, dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (28/7/2023).

Tercatat, segmen usaha mesin konstruksi mencatat peningkatan penjualan alat berat Komatsu sebesar 9% menjadi 3.145 unit dibandingkan tahun lalu sebesar 2.873 unit. 

Berdasarkan riset pasar internal, Komatsu memimpin pangsa pasar alat berat sebesar 32%. Pendapatan Perseroan dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat juga mengalami peningkatan sebesar 24% menjadi Rp6,0 triliun.

Penjualan Scania mengalami peningkatan dari dari 111 unit menjadi 449 unit, sedangkan penjualan produk UD Trucks turun dari 258 unit menjadi 170 unit. Penurunan penjualan UD Trucks disebabkan oleh adanya kendala pasokan produk dari prinsipal. 

“Secara total, pendapatan bersih dari segmen usaha Mesin Konstruksi meningkat sebesar 16% menjadi Rp20,3 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2022,” jelasnya. 

Sementara, segmen usaha Kontraktor Penambangan dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA). Sampai dengan bulan Juni 2023, Kontraktor Penambangan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp24,3 triliun, naik 22% dari Rp20,0 triliun. PAMA mencatat peningkatan volume produksi batu bara sebesar 18% dari 50 juta ton menjadi 59 juta ton, dan volume pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) sebesar 20% dari 437 juta bcm menjadi 524 juta bcm, dengan rata-rata stripping ratio sebesar 8,9x, meningkat dari 8,7x.

Baca Juga: United Tractors Kerja Sama dengan PLN, Mau Buat Apa?

Adapun, segmen usaha Pertambangan Batu Bara dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung (TTA). Sampai dengan bulan Juni 2023 total penjualan batu bara mencapai 6,4 juta ton, termasuk 1,3 juta ton batu bara metalurgi, atau meningkat 11% dibandingkan semester pertama tahun 2022. Pendapatan segmen usaha Pertambangan Batu Bara meningkat sebesar 8% menjadi Rp20,1 triliun dari Rp18,7 triliun di periode yang sama pada tahun 2022.

Lalu, segmen usaha Pertambangan Emas dijalankan oleh PT Agincourt Resources (PTAR) yang mengoperasikan tambang emas Martabe di Sumatera Utara.

Sampai dengan bulan Juni 2023, total penjualan setara emas dari Martabe mencapai 110 ribu ons, turun 24% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2022 sebesar 144 ribu ons. Penurunan penjualan emas tahun ini dimaksudkan agar PTAR dapat fokus pada rencana jangka panjang dan untuk meningkatkan keberlanjutan tambang.

Pendapatan bersih segmen usaha Pertambangan Emas turun 18% dari Rp3,9 triliun menjadi Rp3,2 triliun.

Segmen Usaha Industri Konstruksi

Dimana, segmen usaha Industri Konstruksi dijalankan oleh PT Acset Indonusa Tbk (ACSET). Sampai dengan bulan Juni 2023, Industri Konstruksi membukukan pendapatan bersih sebesar Rp798 miliar, dibandingkan Rp476 miliar pada periode yang sama tahun 2022. ACSET membukukan rugi bersih sebesar Rp55 miliar, yang mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp114 miliar.

Sejalan dengan strategi pengembangan usaha di sektor energi yang ramah lingkungan, Perseroan telah menetapkan bisnis Energi Baru dan Terbarukan sebagai salah satu strategi transisi Perseroan. Bisnis energi Perseroan dijalankan melalui anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya, PT Energia Prima Nusantara (EPN). Pada semester pertama tahun 2023, EPN telah memasang Rooftop Solar PV mencapai 7,0 MW, sehingga total Solar PV terpasang mencapai 12,4 MWp di grup UT dan Astra.

Baca Juga: United Tractors Bungkus Saham Anak Perusahaan Hingga Ratusan Miliar, Ternyata Buat Ini!

EPN saat ini dalam proses membangun satu Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM), yaitu PLTM Besai Kemu di Lampung, Sumatra. PLTM Besai Kemu memiliki kapasitas sebesar 7 MW dan diperkirakan akan beroperasi pada akhir tahun 2023. Selain itu, EPN juga menargetkan beberapa proyek pembangkit listrik tenaga minihidro di area Sumatra dengan total potensial kapasitas lebih dari 20 MW.

Pada bulan Agustus 2022, Perseroan melakukan investasi pada PT Arkora Hydro Tbk (Arkora) dengan kepemilikan saham sebesar 31,49%. Arkora saat ini mengoperasikan dua PLTM, yaitu PLTM Cikopo 2 di Jawa Barat dengan kapasitas 7,4 MW dan PLTM Tomasa dengan kapasitas 10 MW di Sulawesi Tengah. Arkora juga sedang membangun dua PLTM lainnya, yaitu PLTM Koro Yaentu berkapasitas 10 MW dan PLTM Kukusan 2 berkapasitas 5,4 MW yang masing- masing diperkirakan akan beroperasi pada tahun 2024 dan 2025. Setelah kedua PLTM ini beroperasi nanti, Arkora akan memiliki pembangkit listrik dengan total kapasitas terpasang sebesar 33 MW.

“Perseroan berencana melakukan pengembangan proyek energi terbarukan lainnya seperti solar PV, geothermal, dan waste- to-energy. Proyek-proyek ini konsisten dengan strategi Perseroan untuk meningkatkan kompetensi di berbagai potensi energi terbarukan dalam rangka mencapai portofolio bisnis yang berkelanjutan,” tutup Sara. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: