Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pos Indonesia Percepat Distribusi Bantuan Pengentasan Stunting Tahap Dua di Kota Malang

Pos Indonesia Percepat Distribusi Bantuan Pengentasan Stunting Tahap Dua di Kota Malang Kredit Foto: Pos Indonesia
Warta Ekonomi, Bandung -

Pos Indonesia mempercepat mendistribusikan bantuan pangan pengentasan stunting (BPPS) tahap dua di Kota Malang. Bantuan diberikan kepada 265 keluarga penerima manfaat (KPM) di Kecamatan Blimbing. Tercatat, di Kota/Kabupaten Malang terdapat 22.596 penerima manfaat. 

Pemberian bantuan dilakukan di Kantor Kecamatan Blimbing, Kota Malang, yang dihadiri Komisaris Independen PT RNI Marsudi Wahyu Kisworo, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko ID FOOD Thomas Hadinata, Direktur Supply Chain Management dan Teknologi Informasi ID FOOD Bernadetta Raras, Direktur Komersial ID FOOD Nina Sulistyowati, serta Senior Vice President Enterprise Business Pos Indonesia Arifin Muchlis. 

Baca Juga: Siap Jadi Smart Logistics Company, Pos Indonesia Terapkan Berbagai Transformasi Digital

Direktur Komersial ID FOOD, Nina Sulistyowati, mengatakan, saat ini, proses pendistribusian BPPS telah berjalan sangat baik dan lancar. KPM telah menerima bantuan tersebut berdasarkan nama dan alamat yang telah terdaftar di BKKBN. 

"Ini penyaluran tahap kedua, sebelumnya tahap pertama semua berjalan lancar. Kemudian tahap ketiga harapannya pertengahan Agustus selesai. Melalui program ini, harapannya bisa menekan stunting di Indonesia," kata Nina dalam keterangan resminya, Jumat (28/7/2023).

Sementara itu, Senior Vice President Enterprise Business Pos Indonesia, Arifin Muchlis, mengatakan Pos Indonesia dipercaya untuk mendistribusikan BPPS tahap dua kepada jutaan KPM di Indonesia. Sebelumnya, Pos Indonesia telah sukses melakukan pendistribusian bantuan pangan tahap pertama hingga 100 persen. Selanjutnya, Pos Indonesia juga melakukan distribusi pangan tahap dua dan tiga. 

"Hari ini kami melakukan pendistribusian bantuan pangan pengentasan stunting yang dipusatkan di Kantor Kecamatan Blimbing. Ada 265 dari 22.596 KPM yang menerima bantuan dalam bentuk ayam karkas dan telur di Kota dan Kabupaten Malang," katanya.

Menurutnya, Pos Indonesia memastikan distribusi BPPS ayam dan telur kepada keluarga risiko stunting di wilayah Jawa Timur, seperti Blimbing, berjalan lancar dan sesuai jadwal. Pos Indonesia telah menyiapkan sarana dan prasarana pendukung agar pendistribusian lancar dan diterima langsung oleh yang berhak. 

"Total ada 15.315 sumber daya manusia dan 6.410 sarana yang terlibat pada pendistribusian bantuan pangan pengentasan stunting ini. SDM dan sarana tersebut tersebar di tujuh provinsi, memastikan agar bantuan ini sampai kepada penerimanya," jelasnya

Pendistribusian bantuan pangan di-monitoring secara real time. Pendistribusian jumlah paket hingga KPM akan terdeteksi secara berkala hingga tingkat kelurahan. Pos Indonesia, lanjut dia, berkomitmen penuh mendistribusikan bantuan ini sesuai jadwal yang telah ditentukan. 

Diketahui, jumlah Keluarga Risiko Stunting (KRS) di Indonesia yang direncakanan menerima bantuan pemerintah tersebut sebanyak 1.446.089 KRS, berada di tujuh provinsi, yaitu Jawa Barat, Sumatra Utara, Sulawesi Barat, Banten, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara Timur. 

Baca Juga: Pos Indonesia dan Mahkamah Agung Perkuat Kerja Sama Pengiriman Dokumen

Program bantuan pangan ini diharapkan dapat membantu mengatasi masalah pangan bagi warga dengan risiko stunting, serta meningkatkan kualitas hidup keluarga KRS di Indonesia. Bantuan telur dan ayam ini adalah bagian dari program cadangan pangan pemerintah (CPP) tahun 2023. Program ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo dalam rangka mengentaskan penduduk rawan pangan dan stunting

"Setiap KPM akan menerima daging ayam dalam bentuk karkas utuh seberat 0,9 sampai 1,1 kg dan satu tray telur berisi 10 butir," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: