Ali menegaskan, Cawapres mesti dipilih berdasarkan pendekatannya untuk kemenangan kontestasi. Oleh karenanya, figur cawapres seyogianya tidak hanya sekadar memilih Cawapres karena berasal dari partai tertentu: jika tidak dipilih, ditakutkan nanti partai tersebut bakal menarik diri.
"Maka itu, pengingkaran terhadap komitmen koalisi, karena sejak awal koalisi ini sudah disepakati setara. Tidak ada ketua kelasnya," katanya.
Baca Juga: Gelagat Demokrat Disorot, Pengamat ini Bilang: Agak Ragu Anies Bisa Maju Pilpres
"Capres sekali lagi harus bisa menjelaskan kepada tiga parpol politik kenapa memilih Si Fulan, apakah karena bisa memenangkan kontestasi. Bukan memilih Si Fulan karena jika tidak memilih Si Fulan, maka kita tidak bisa maju," tambahnya.
Ali juga berharap Anies Baswedan maju satu langkah dalam memimpin Koalisi Perubahan. Dia menilai, Anies Baswedan harus segera membentuk tim pemenangan dan memulai sosialisasi ke masyarakat.
Lebih lanjut, Ali mengakui Koalisi Perubahan belum terkonsolidasi dengan baik. Hal itu terlihat, kata dia, ketika Partai NasDem membawa Anies Baswedan ke daerah, setibanya di daerah Anies Baswedan hanya disambut oleh Partai NasDem.
Dia menegaskan, hal itu membuktikan bahwa Koalisi Perubahan belum juga terkonsolidasi. "Yang kita mau, Anies dalam setiap perjalanannya didampingi tim koalisi dan diterima di daerah oleh tiga kader partai politik," tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Hidayat
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait:
Advertisement