Jajaki potensi bisnis di luar kelistrikan (Beyond kWh), PLN Grup menandatangani nota kesepahaman Memorandum of Understanding (MoU) dengan enam startup Indonesia, yakni Fresh Factory, Amoda, Kanggo, Imajin, Nodeflux, dan Rekosistem.
Hal ini dilakukan sebagai langkah progresif perseroan untuk menciptakan ekosistem bisnis yang berkesinambungan lewat program Connext Powered by PLN. Program ini merupakan kolaborasi bersama PLN dan dunia startup yang diwujudkan melalui kerja sama erat antara Impactto dan PLN Enjiniring.
Penandatanganan dilakukan oleh jajaran Manajemen Atas PLN, Direksi Subholding dan Anak Usaha PLN, dengan Founder atau Co-founder startup terpilih di PLN Kantor Pusat, Jakarta, Selasa (25/7/2023).
Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PLN terus membuka diri untuk bekerja sama dengan berbagai pihak dalam upaya pengembangan bisnis. Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan bahwa melalui program Connext, pihaknya menyampaikan dukungan penuh kepada startup terpilih yang akan belajar dan bergabung dengan ekosistem PLN.
“Ini merupakan bentuk kolaborasi PLN dengan startup yang bertujuan mengubah tantangan global terkait disrupsi teknologi menjadi peluang," ungkapnya.
Program Connext terbagi menjadi dua program, yakni inkubasi dan kolaborasi. Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis, Hartanto Wibowo menjelaskan bahwa program inkubasi ditujukan untuk startup tahap awal yang tertarik untuk belajar dan bergabung dengan ekosistem PLN. Program ini akan menawarkan pelatihan dan pembinaan one on one untuk meningkatkan pemahaman bisnis dan kinerja startup peserta. Sementara itu, program kolaborasi ditujukkan kepada startup tahap lanjut dengan tujuan akhir melakukan kolaborasi bisnis dengan PLN.
Bagi para peserta Connext yang telah lolos seleksi akan menjalani masa inkubasi hingga Oktober 2023. Adapun, fasilitas yang didapatkan inkubasi startup, antara lain proses diagnosa agar startup bisa mencapai product-market fit, mengadakan group coaching dengan para mentor secara hybrid, serta ada sesi mentoring antara mentor dengan startup secara daring. Selepas dari program inkubasi, para peserta startup diharapkan sudah siap untuk mengeksplorasi lebih lanjut kesiapan produk dan layanannya untuk bersinergi dengan ekosistem PLN.
Adapun keenam startup terpilih untuk mengikuti program kolaborasi adalah Kanggo merupakan startup di bidang on demand services untuk membantu perbaikan bangunan konsumen dengan mudah, cepat dan nyaman melalui satu aplikasi. Pekerjaan perbaikan bangunan dilakukan oleh tukang terkualifikasi sehingga Kanggo secara aktif membantu para pekerja profesi tukang untuk berkompetisi di era digital.
Baca Juga: Di Tengah Tantangan Global, Apa Kabar Tren Valuasi Startup dan Praktik ESG?
Fresh Factory misalnya, perusahaan rintisan ini bergerak di bidang bisnis online food & groceries dengan layanan cold storage atau manajemen penyimpanan makanan dan bahan makanan beku, serta layanan pemilihan produk, pengemasan produk, hingga pengiriman produk ke pelanggan via kurir.
Startup Amoda juga sebuah perusahaan startup di bidang properti dan konstruksi di Indonesia. Perusahaan rintisan ini membantu kebutuhan pelanggannya di bidang manajemen properti dan konstruksi dimana Amoda menjadi penyedia platform yang mempertemukan demand dan supply untuk pemanfaatan aset-aset komersial, perkantoran bahkan fasilitas publik dan SPKLU di seluruh Indonesia.
Sedangkan Imajin, adalah startup yang bergerak dalam industri manufaktur penyedia platform yang mempertemukan demand dan supply dengan memberikan software as a service dan juga quality assurance, _ mulai dari desain, pembuatan _molds, dies, sampai ke produksi massal untuk pekerjaan logam maupun plastik.
Nodeflux adalah startup yang bergerak dalam bidang teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), khususnya dalam bidang computer vision. Hingga Rekosistem yang merupakan climate-tech startup, yakni perusahaan rintisan yang menawarkan jasa pengelolaan dan daur ulang limbah.
Di saat yang bersamaan, Hartanto menambahkan, dengan entitas usahanya yaitu PT PLN Icon Plus, PT Haleyora Power, dan PT Energy Management Indonesia (EMI), PLN bersama enam startup pilihan akan memaksimalkan aset untuk pengembangan teknologi digital, internet, hingga cold chain management. Sehingga, melalui program inkubasi dan kolaborasi bersama dengan startup terpilih, upaya ini diharapkan mampu menciptakan sinergi untuk mendukung pengembangan teknologi dan model bisnis yang lebih inovatif serta berkelanjutan dalam sektor energi kelistrikan.
"Kolaborasi ini sebagai bentuk adaptasi perusahaan terhadap kemajuan teknologi dan perubahan perilaku masyarakat saat ini yang serba digital dan ringkas. Tak ketinggalan, semua proses bisnis yang dilakukan PLN juga mengusung keberlanjutan di bidang lingkungan dan sosial dengan keterlibatan aktif masyarakat," tutup Hartanto.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement