Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kesalahan Desain dan Pembengkakan Biaya Proyek Infrastruktur LRT Harus Jadi Pembelajaran Berharga Buat Pemerintah

Kesalahan Desain dan Pembengkakan Biaya Proyek Infrastruktur LRT Harus Jadi Pembelajaran Berharga Buat Pemerintah Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kasus kesalahan desain yang menghantui proyek LRT (Light Rail Transit) Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi (Jabodetabek) dinilai merupakan dampak dari keputusan perencanaan yang buruk. 

Hal ini disampaikan oleh Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta,  Achmad Nur Hidayat, dalam keterangan resminya, Jakarta, Minggu (6/8/2023). 

“Proyek infrastruktur yang berhasil memerlukan rencana yang matang, simulasi yang teliti, dan perhitungan yang akurat sebelum pelaksanaan dilakukan,” ujarnya. 

Padahal, lanjutnya, pemerintah pasti mengharapkan proyek ini berjalan baik hingga selesai, namun ternyata masih menyisakan persoalan. Tentu saja ini menjadi PR tambahan yang mengharuskan adanya anggaran untuk menyelesaikannya. 

“Akibatnya pembiayaan proyek akan semakin membengkak,” ucapnya. 

Asal tahu saja, nilai investasi LRT Jabodetabek memang telah mengalami pembengkakan senilai Rp2,6 triliun dari rencana awal Rp29,9 triliun menjadi Rp32,5 triliun. Cost overrun disebabkan adanya keterlambatan penyelesaian lahan depo kereta akibat pandemi Covid-19, tepatnya pada biaya praoperasi dan biaya Interest During Construction (IDC).

Dirinya pun mengungkapkan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam proses perencanaan pembangunan proyek infrastruktur. 

Pertama, pemerintah harus membentuk tim ahli perencanaan khusus untuk setiap proyek infrastruktur besar. Tim terdiri dari para ahli teknis yang memiliki pengetahuan mendalam tentang berbagai aspek infrastruktur, termasuk desain, konstruksi, keamanan, dan lingkungan, memiliki pengalaman yang relevan dalam menangani proyek infrastruktur skala besar. Dengan adanya tim ahli yang kompeten, dapat meminimalisir kemungkinan kesalahan dalam perencanaan.

Kedua, sebelum memulai konstruksi, setiap proyek infrastruktur harus melewati studi kelayakan yang komprehensif, yang mencakup analisis kebutuhan proyek, dampak sosial dan lingkungan, serta estimasi biaya dan waktu yang realistis. Studi kelayakan yang komprehensif akan membantu mengidentifikasi potensi masalah dan risiko sejak awal, sehingga tindakan pencegahan yang tepat dapat diambil.

Ketiga, proses perencanaan proyek infrastruktur harus melibatkan pihak terkait, seperti masyarakat setempat, lembaga non-pemerintah, dan para pemangku kepentingan. Pendapat dan masukan dari pihak terkait ini dapat membantu mengidentifikasi aspek yang mungkin terlewat dalam perencanaan serta memberikan perspektif yang beragam. Selain itu, keterlibatan publik juga penting untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam proses perencanaan.

Baca Juga: Memasuki Hari ke-4, Uji Coba Operasional Terbatas LRT Jabodetabek Disetop, Ada Apa?

Keempat, tim ahli perlu melakukan penilaian risiko yang cermat dan simulasi sebelum melanjutkan ke tahap konstruksi. Simulasi dan analisis akan membantu mengidentifikasi potensi masalah teknis dan menguji skenario yang berbeda untuk memastikan desain infrastruktur yang optimal.

Kelima, mengutamakan kualitas perencanaan daripada kecepatan pelaksanaan. Proses perencanaan yang baik memerlukan waktu dan dedikasi untuk menyelesaikannya dengan benar. Keputusan terburu-buru dapat menyebabkan kesalahan yang fatal dan merugikan. 

Keenam, melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh proses perencanaan dan pelaksanaan. Evaluasi ini harus mencakup identifikasi keberhasilan dan kegagalan, serta pembelajaran dari pengalaman proyek.

“Proyek LRT Jabodebek mengingatkan kita tentang pentingnya perencanaan infrastruktur yang baik dan matang. Kesalahan desain dan biaya yang membengkak akibat dari kurangnya perencanaan yang tepat harus menjadi pelajaran berharga,” ucap Achmad nur Hidayat.

Ia menegaskan bila perencanaan infrastruktur yang baik akan membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat, meminimalkan biaya tambahan, dan menghindari dampak negatif yang tidak diinginkan. 

“Slogan "Kerja, Kerja, Kerja" jika tidak dilengkapi oleh perencanaan yang matang maka tidak akan memberikan hasil yang berkualitas. Proyek infrastruktur yang sukses tidak hanya tentang kerja keras, tetapi juga tentang perencanaan yang cerdas dan matang. Ini harus jadi pelajaran bagi pembangunan infrastruktur berikutnya,” tutup CEO dari Narasi Institute ini. 

Baca Juga: Sudah Habiskan Duit Negara Hingga Triliunan Rupiah, Proyek LRT Masih Saja Bermasalah: Merugikan Rakyat

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: