Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Guntur Romli Eks PSI Menyebut Antara Prabowo dan Elite PSI Sudah Ada Deal Politik ini...

Guntur Romli Eks PSI Menyebut Antara Prabowo dan Elite PSI Sudah Ada Deal Politik ini... Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah) dan Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie (kiri) sebelum melakukan pertemuan di DPP PSI, Jakarta, Rabu (2/8/2023). Pertemuan tersebut membahas sejumlah hal terkait Pemilu 2024. | Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mantan kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Guntur Romli mengaku mendengar sudah ada 'deal-deal' antara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan PSI dalam kerja sama pemenangan Pemilihan Legislatif dan Pilpres 2024.

"Saya dengar sudah ada deal kerjasama di Pileg dan pilpres 2024," kata Guntur dikutip dari Akhmad Sahal.

Guntur diketahui pada pekan kemarin mengundurkan diri sebagai kader PSI karena kecewa jajaran pengurusnya menerima kehadiran Prabowo di Kantor DPP PSI.

Guntur mengaku heran dengan sikap PSI yang kini justru menyambut baik kehadiran Prabowo. Padahal, semangat berdirinya PSI adalah melawan Prabowo karena banyak rekam jejak yang tidak sesuai dengan visi misi pendirian partai.

"Saya masuk PSI karena DNA PSI itu antikorupsi, anti intoleransi tapi kehadiran Prabowo ke Kantor DPP PSI itu keterlaluan! Harusnya PSI itu terpikir saja sudah problematis," tambahnya.

"Ada teman-teman PSI yang bahkan memuja-muja, dibilang rendah hati dan ramah dsb," jelasnya.

Bagi Guntur, Prabowo itu punya catatan buruk di masa lalu dan masa kini.

"Sepanjang PSI berdiri perjuangannya kan melawan Prabowo. 2014 berdiri, 2016 muncul dinamika politik SARA, ya dari rekam jejak Prabowo enggak bisa dijadikan presiden, ada pelanggaraan HAM, penculikan aktivis, pemecatan TNI, sampai sekarang keluarga aktivis masih mencari anak-anak dan keluarganya," tambahnya.

Menurutnya, ini bukan merupakan kampanye hitam untuk menjelekkan Prabowo. Tapi itu adalah fakta sejarah yang rakyat Indonesia tidak boleh lupa.

"Ini fakta sejarah dan tidak bisa dihapus. Kinerja Prabowo sebagai Menteri Pertahanan juga tidak memuaskan. Akan jadi beban di pemerintah Jokowi. Misalnya, soal food estate di bawah Kemenhan, di bawah Kementerian PUPR dan Kementan kok berhasil, terus ada lagi pembelian pesawat bekas dari Qatar," punya Ketua Umum Ganjarian Spartan tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: