Di Tengah Tantangan Ekonomi, BCA Terus Genjot Biaya Operasional untuk Teknologi
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) melakukan berbagai langkah strategis untuk menghadapi kondisi ekonomi yang sedang menantang. Salah satunya dengan terus berupaya meningkatkan efisiensi dan produktivitas dengan memperkuat upaya pengendalian biaya operasional.
Kondisi ekonomi global dan nasional yang tidak stabil serta dampak dari pandemi Covid-19 masih menjadi faktor yang memengaruhi banyak sektor, termasuk sektor perbankan. Sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia, BCA tidak terkecuali dari tekanan ekonomi dan persaingan yang ketat.
Direktur BCA, Vera Eve Lim menjelaskan bahwa BCA terus melakukan upaya dan memberikan layanan yang baik kepada nasabah sebagai langkah responsif dan adaptif. Dengan begitu, BCA terus mendapatkan kepercayaan dan menciptakan reputasi yang baik di pasar.
Baca Juga: Saham Tembus Harga Tertinggi, Bos BCA ke Investor: Pertimbangkan Fundamental Perusahaan!
“BCA terus berupaya untuk meningkatkan efisiensi operasional dan memperkuat pengendalian biaya agar dapat tetap beroperasi secara berkelanjutan dan memberikan layanan terbaik kepada nasabah,” jelas Vera, dikutip dari kanal Youtube Solusi BCA pada Selasa (8/8/2023).
Salah satu langkah yang diambil BCA adalah dengan menerapkan teknologi dan inovasi digital dalam proses operasionalnya. Penggunaan teknologi yang canggih dapat membantu mengotomatisasi beberapa proses, termasuk meningkatkan efisiensi dalam pelayanan kepada nasabah.
Salah satu inovasi digital dari BCA adalah teknologi mobile banking dan internet banking. Nasabah dapat dengan mudah melakukan berbagai transaksi, seperti transfer dana, pembayaran tagihan, pembelian pulsa, dan aktivasi fitur keamanan dengan sekali ketuk di ponsel pintar mereka. BCA terus mengoptimalkan teknologi digital karena nasabah saat ini lebih menyukai kepraktisan daripada harus berpergian ke ATM.
“Dunia sekarang untuk bertransaksi kita tidak bisa lengah lagi. Sekarang 99,8% transaksi itu melalui digital. Mobile banking dan internet banking sendiri sudah 91% dari total transaksi, sedangkan ATM di kisaran 9%. Jadi, kalau kita gabungkan itu, banyak dilakukan transaksi sebenarnya secara digital,” tuturnya.
Oleh karena itu, BCA harus menyikapi fenomena teknologi digital saat ini dengan banyak sekali inovasi kreatif. Hal itu karena BCA ingin menjadi perbankan terdepan dan nasabah dapat merasakan layanan yang lebih baik. Dalam hal ini, BCA telah menggelontorkan triliunan rupiah hanya untuk teknologi.
“Nah, investasi yang kami lakukan banyak sekali tentu di teknologi saat ini. Kalau kita lihat lima tahun lalu, investasi di teknologi dengan hari ini sudah jauh sekali. Tahun ini Capex (Capital Expenditures) BCA mencapai Rp8,7 triliun,” ungkap Vera.
Dalam menghadapi tantangan era digital yang terus berkembang, BCA percaya inovasi teknologi adalah kunci untuk mempertahankan posisinya sebagai pemimpin dalam industri perbankan. Vera mengungkapkan, hal tersebut untuk tetap menjadi pilihan utama nasabah dalam memenuhi kebutuhan perbankan mereka di era digital yang semakin canggih.
“Dengan tetap berfokus pada kebutuhan dan kepuasan nasabah, BCA berkomitmen untuk terus menciptakan solusi inovatif yang mempermudah dan meningkatkan pengalaman perbankan bagi nasabah,” pungkasnya.
Baca Juga: Tantangan BCA dalam Pengelolaan Human Capital di Masa Depan
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nevriza Wahyu Utami
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement