Tetap Bertanggung Jawab dan Hargai Privasi Saat Berpendapat di Media Sosial
Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan webinar Literasi Digital #MakinCakapDigital 2023 untuk segmen komunitas di wilayah Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, dengan tema "Etika Bebas Berpendapat di Media Sosial" pada Rabu (9/8/2023).
Kali ini, hadir pembicara-pembicara program kegiatan Literasi Digital #MakinCakapDigital di tahun 2023 yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital, antara lain Founder Milenia Guest House, Gilang Alvianto dan Senior Product Manager, Anwar Sadat, serta Dosen STAI Al Muhajirin Purwakarta, Dian Ikha.
Baca Juga: Jaga Nama Baik BUMN, Erick: Apa yang Beredar di Media Sosial Perlu Dikontrol
Internet telah menjembatani orang maupun kelompok untuk berkomunikasi dan berinteraksi, sehingga tak ada lagi terbatas waktu maupun jarak. Namun sayangnya, dengan kemudahan akses serta tersedianya banyak platform untuk menyalurkan ide dan gagasan, hal ini cenderung menjadi tak terkendali.
Pengguna internet di awal tahun 2023 tercatat mencapai 214 juta atau hampir 80 persen dari penduduk Indonesia seperti yang diungkap dalam survei We Are Social dan HootSuit. Meski sudah sebagian besar memiliki akses terhadap internet, namun keterampilan digital masyarakat Indonesia belumlah mumpuni.
Data BPS pada 2018 mencatat, dari tiga subindeks dalam Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) Indonesia, subindeks keahlian dengan skor paling rendah menurut data yang dirilis 2019.
"Melalui ruang digital nilai demokrasi seperti kebebasan berpendapat dan berbicara semakin mudah dikemukakan," ungkap Senior Product Manager, Anwar Sadat, saat menjadi narasumber kegiatan literasi digital #makincakapdigital 2023 untuk segmen komunitas di wilayah Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Rabu (9/8/2023).
Dengan ini, partisipasi aktif dan kesempatan juga menjadi setara untuk semua orang. Transparansi dan akuntabilitas juga dapat tercapai, namun ada privasi dan HAM yang juga mesti dijaga, termasuk dalam mengemukakan sesuatu harus menghargai keragaman yang ada.
"Kita dapat menciptakan lingkungan demokrasi yang inklusif, mendukung partisipasi aktif, namun sifatnya harus positif, bertanggung jawab, dan ada nilai kebajikan," sambungnya.
Beberapa unggahan yang termasuk konten negatif harus dihindari, misalnya kata-kata tidak sopan, hoaks atau berita palsu, pelanggaran privasi, hak cipta dan informasi rahasia atau bisnis.
Jangan lupa hindari menyalahgunakan media sosial untuk cyberbullying karena dampaknya besar pada korban dan akan menjadi jejak digital di kemudian hari.
Baca Juga: Perlu Kecakapan Digital Agar Jadi Warganet yang Bijak dalam Bermedia Sosial
Kebebasan yang bertanggung jawab ini merupakan bagian dari etika digital yang harus dipahami pengguna media digital sehingga ekosistem digital akan aman dan kondusif.
Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui Website literasidigital.id atau event.literasidigital.id, atau akun Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo dan Youtube Literasi Digital Kominfo.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Advertisement