Pemerintah menyiapkan 80 proyek strategis nasional di Rebana dengan sekitar 40 persennya sudah terealisasi saat ini. Ajang West Java Investment Summit (WJIS) memiliki andil besar dalam mempromosikan kawasan peruntukkan industri (KPI) di Rebana.
Terkini, sebanyak 20 perusahaan sudah mulai masuk untuk ikut andil membangun kawasan Aerocity Rebana. Kepala Badan Pengelola Rebana, Bernardus Djonoputro, mengatakan, 20 perusahaan itu mulai membangun proyek mereka tersebar di 13 KPI yang sudah dicanangkan di Rebana.
Baca Juga: Apindo: Kawasan Rebana dan Jabar Selatan Topang Pemerataan Pembangunan Jawa Barat
"Sebanyak 20 perusahaan sudah mulai membangun tenant mereka di sana," kata Bernardus di sela kegiatan WJIS, Rabu (9/8/2023).
Menurutnya, investor sudah mulai masuk karena infrastruktur dasar yang disiapkan di kawasan Rebana sudah terlihat dan sebagian sudah beroperasi dengan anggaran Rp235 triliun, seperti jalan Tol Cisumdawu, Cipali, Pelabuhan Patimban, Bandara Kertajati serta beberapa waduk yang akan mendukung irigasi dan industri hijau di Rebana seluas 43 ribu hektare.
Ia menegaskan, industri di kawasan Rebana diprioritaskan pada industri hijau, green net zero. Dengan demikian, kawasan Rebana akan menjadi magnet baru bagi investor dunia.
"Jika ingin kompetitif, mendapatkan perhatian industri terbaik dunia, Rebana harus memilih industri hijau, seperti industri baterai, mobil listrik, data centre, modern logistik, serta garmen dan tekstil bermesin modern, kombinasi padat karya dan teknologi terkini," jelasnya.
Di Rebana juga sudah dipersiapkan kawasan pendidikan dan pelatihan yang akan mendukung kebutuhan SDM industri terkini. Untuk merancangnya, BP Rebana sudah menggaet JICA untuk membuat masterplan Rebana sebagai kawasan aerocity yang hijau, tanpa polusi.
Perwakilan JICA Indonesia, Yasyu Takehiro, mengatakan bahwa kawasan Aerocity Rebana tidak berbeda jauh dengan kota industri di Jepang. Rebana akan dirancang sebagai KPI yang mengutamakan keberlanjutan karena akan berkembang makin besar. "Akan menjadi kawasan besar yang indah, tanpa polusi, sehingga kompetitif di mata investor dunia," jelasnya.
Adapun Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jabar, Ning Wahyu Astutik, menambahkan bahwa rencana pengembangan Rebana sudah sesuai dengan harapan para pengusaha. Diharapkan, Pemdaprov Jabar dapat terus menjaga kondusivitas iklim berusaha, menjaga industri lokal agar mampu bersaing dalam kompetisi yang ketat dan menyiapkan SDM sesuai kebutuhan industri di Rebana.
Terkait penyiapan SDM, Pemdaprov Jabar-Pemda Kabupaten Majalengka-Kemendikbudristek telah menandatangani MoU untuk pembangunan Politeknik Kampus 2 Manufaktur di Kecamatan Panyingkiran, Kabupaten Majalengka.
"Kehadiran Politeknik Manufaktur ini akan mencetak SDM di bidang manufaktur yang sesuai dengan peta industri pengembangan Rebana. Bahkan, pada event WJIS 2023, Kepala BP Rebana membahas khusus pengembangan kampus Politeknik Manufaktur ini," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait:
Advertisement