Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Peneliti Kembangkan Teknologi AI Guna Lacak Penipuan Giveaway Kripto di Platform X

Peneliti Kembangkan Teknologi AI Guna Lacak Penipuan Giveaway Kripto di Platform X Kredit Foto: Unsplash/Kanchanara
Warta Ekonomi, Jakarta -

Para peneliti dari Universitas San Diego State di California dikabarkan telah mengembangkan sistem kecerdasan buatan (AI) untuk mengidentifikasi, melacak, dan mengungkap penipuan pemberian mata uang kripto gratis (giveaway).

Dikutip dari Cointelegrah, Senin (14/8/2023), sebuah akun di platform X (sebelumnya bernama Twitter), GiveawayScamHunter mengungkap bahwa sistem otomatis ini telah menemukan 95.111 daftar penipuan antara Juni 2022 dan Juni 2023 yang dibuat dari 87.617 akun di jaringan sosial X.

Para peneliti menggunakan alat ini secara otomatis untuk mengekstrak alamat situs web dan dompet rekening yang terkait dengan penipuan. Seteleah melakukannya, mereka berhasil mengumpulkan 327 domain internet penipuan dan 121 alamat rekening mata uang kripto terkait penipuan-penipuan baru. 

Baca Juga: Tindakan Hukum SEC pada Industri Kripto Berpotensi Bikin Ekonomi AS Negatif

Langkah pertama dalam menghadapi masalah ini adalah mengidentifikasi vektor serangan baru untuk penipuan pemberian mata uang kripto, yaitu Daftar Twitter. Karena sifat perizinannya yang kurang,  fitur Daftar pada jaringan sosial tersebut menjadi alat jaringan sederhana yang bisa dimanfaatkan oleh penipu. Untuk menentukan daftar mana yang berurusan dengan penipuan pemberian, tim tersebut melatih alat pemrosesan bahasa alami pada data dari penipuan pemberian yang sudah diidentifikasi sebelumnya.

Diketahui bahwa para peneliti telah berhasil mengidentifikasi hampir 100.000 contoh daftar penipuan pemberian menggunakan metode yang memungkinkan mereka mengumpulkan data tentang situs web dan dompet penipuan yang sebelumnya belum dilaporkan.

Dengan menggunakan data ini, tim ini mendapatkan berbagai wawasan tentang bagaimana penipuan ini terjadi, bagaimana penipu menargetkan korban, dan perkiraan jumlah korban penipuan selama periode studi satu tahun.

“Dengan melacak transaksi alamat mata uang kripto penipuan, penelitian ini mengungkapkan bahwa lebih dari 365 korban telah diserang oleh penipuan ini, dengan kerugian keuangan yang diperkirakan mencapai US$872.000 (Rp13,26 miliar),” ungkap laporan tersebut.

Para ilmuwan melaporkan hasil dan akun, domain, serta alamat dompet terkait kepada kedua pihak, yaitu X dan komunitas mata uang kripto atau blockchain. Namun, menurut mereka, 43,9% dari akun terkait tetap aktif pada saat publikasi pada 10 Agustus—meskipun peneliti mencatat sebagian besar dari akun ini kemungkinan besar adalah akun spam yang tidak aktif digunakan.

Baca Juga: Kongres Tingkatkan Pajak Kripto bagi Warga Brasil yang Tinggal di Luar Negeri

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ni Ketut Cahya Deta Saraswati
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: