Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Dia Tanggapan Rocky Gerung soal Pidato Kenegaraan Jokowi yang Nyindir 'Tolol' dan 'Firaun'

Ini Dia Tanggapan Rocky Gerung soal Pidato Kenegaraan Jokowi yang Nyindir 'Tolol' dan 'Firaun' Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Komentator politik Rocky Gerung memberikan tanggapan atas Pidato Kenegaraan Presiden Jokowi di Sidang Tahunan MPR yang menyoroti masalah kesantunan bangsa saat ini yang mulai hilang dengan menyebarnya budaya caci maki dan pudarnya budaya sopan santun.

Rocky menilai sebagai pejabat publik memang sudah seharusnya sudah harus siap dicaci maki dalam urusan kebijakan publik.

Mantan Dosen UI itu menyatakan kalau ucapan kasarnya yang sempat bikin heboh publik itu dilakukan di ruang publik lewat instrumen kritik yang dalam demokrasi sah untuk disampaikan.

"Kekasaran saya itu saya ucapkan di ruang publik yang dijaga oleh peralatan demokrasi. Jangan salahkan demokrasi. Salahkan kebijakan yang memungkinkan dikritik di dalam sistem demokrasi itu," kata Rocky disitat dari Topreview.

Rocky menilai seorang pejabat publik sudah punya risiko sejak ia bertugas.

"Ada satu yang diabaikan Pak Presiden, kebijakan yang masuk di dalam wilayah demokrasi itu adalah obyek caci maki. Jadi, kalau enggak mau dicaci maki, ya jangan bikin kebijakan. Dia ditakdirkan untuk dicaci maki, karena dia adalah petugas rakyat," terangnya.

Rocky juga mengaku sebagai rakyat, ia mempunya posisi moral lebih tinggi sekalipun dengan Presiden.

"Kita gaji Pak Presiden, posisi moral saya sebagai warga negara lebih tinggi dari dia. Presiden itu peminta-minta suara waktu Pemilu. Dia kampanye, mau bikin ini-itu, ayo pilih saya, karena itu dia harus menerima konsekuensi ketika dia jadi pejabat publik. Dia harus rela dicaci maki. Tapi bukan caci maki personal, tapi caci maki pada dia yang menduduki posisi publik," tegasnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengaku tak masalah jika ia mendapatkan beragam kritik dari masyarakat. Ia mengaku tahu kalau ada yang menyebut ia adalah orang yang plonga-plongo, Firaun hingga terakhir disebut tolol.

"Saya tahu ada yang mengatakan saya ini bodoh, plonga-plongo, tidak tahu apa-apa, Firaun, tolol. Ya ndak papa, sebagai pribadi saya menerima saja. Tapi yang membuat saya sedih, budaya santun, budi pekerti luhur bangsa ini, kok kelihatannya mulai hilang. Kebebasan dan demokrasi digunakan untuk melampiaskan kedengkian dan fitnah. Polusi di wilayah budaya ini sangat melukai keluhuran budi pekerti bangsa Indonesia," kata Jokowi dalam Pidato Kenegaraannya di Sidang Tahunan MPR di Kompleks Parlemen, Rabu (16/08/2023).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: