Indonesia Jadi Negara Kedua Paling Menarik untuk Investasi Fintech di Asia Tenggara
Perusahaan teknologi finansial (fintech) yang melayani kawasan Asia dan Eropa sejak tahun 2013, Robocash Group menemukan bahwa Indonesia menjadi negara kedua dari 10 negara di Asia Tenggara yang menarik perhatian investor untuk investasi fintech, menurut data dari Tracxn.
Berdasarkan penemuan dari analis Robocash yang bersumber dari Tracxn, mulai dari tahun 2000 sampai 2023, perusahaan-perusahaan fintech di Asia Tenggara telah menarik investor dengan pendanaan sebesar US$62,7 triliun (Rp959 kuadriliun) yang berasal dari 80 negara di dunia.
Tempat pertama adalah Singapura, yang menjadi daya tarik investasi fintech di Asia Tenggara. Perusahaan fintech di negara tersebut menarik pendanaan sebesar US$31,3 miliar (Rp478 triliun). Alasan investor, yakni Singapura dapat memberikan peluang bagi bisnis untuk berekspansi ke pasar lain.
Baca Juga: Per Juni 2023, Masih Ada 26 Fintech yang Punya Modal Cekak
Tempat kedua adalah Indonesia, yang menjadi daya tarik investasi fintech di Asia Tenggara dan menarik pendanaan sebesar US$20,8 miliar (Rp318 triliun). Berdasarkan penemuan analis Robocash Group, Indonesia dianggap sebagai negara yang memiliki permintaan fintech yang tinggi dan kematangan infrastruktur industri.
Sementara itu, negara-negara lain di Asia Tenggara menunjukkan volume pendanaan fintech yang jauh lebih kecil. Misalnya Vietnam yang hanya menarik US$3,8 miliar (Rp58 triliun).
Mengenai jumlah putaran pendanaan, Singapura memimpin 5.416 putaran, kemudian disusul Indonesia sebanyak 3.248 putaran, dan Malaysia sebanyak 906 putaran.
Adapun investor yang aktif berinvestasi pada fintech di kawasan Asia Tenggara adalah Amerika Serikat yang menempati tertinggi, dengan volume pendanaan mencapai US$6,7 miliar (Rp102 triliun) atau 10,6% dari total. Kedua, disusul investor dari Singapura yang menyediakan pendanaan hampir sama sebesar US$6,4 miliar atau Rp97 triliun (10,2%).
Mengenai jumlah putaran pendanaan oleh investor, investor Singapura tetap memimpin dengan mendanai 1.889 putaran dibandingkan dengan 1.449 untuk Amerika Serikat. Terakhir adalah Indonesia dengan 986 putaran, yang sebagian besar putarannya didanai oleh investor domestik (56%), mirip dengan Singapura (54%).
“Singapura dan Indonesia mengukuhkan status mereka sebagai pemimpin fintech regional. Begitu pula dengan jumlah perusahaan unicorn. Berfokus terutama pada pasar domestik, investor Singapura dan Indonesia bertindak dengan risiko yang lebih rendah dan memiliki kesempatan untuk menilai potensi perusahaan fintech dengan lebih akurat," ujar analis Robocash Group dalam rilisnya, Jumat (18/8/2023).
Baca Juga: Berkat Fintech, Pembiayaan UMKM Kini Mampu Jangkau Daerah 3T
Analis tersebut melanjutkan bahwa pendanaan-pendanaan ini berpeluang untuk mempercepat pasar fintech.
"Ini menciptakan peluang untuk perkembangan pesat fintech nasional,” pungkas analis Robocash Group.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement