Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Belum Apa-Apa Sudah Ditolak Wasekjen Demokrat, Yenny Wahid Balas Menohok: Pas Bosmu Butuh Dukungan, Saya Emoh Lho!

Belum Apa-Apa Sudah Ditolak Wasekjen Demokrat, Yenny Wahid Balas Menohok: Pas Bosmu Butuh Dukungan, Saya Emoh Lho! Kredit Foto: Twitter/Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Sekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon menyinggung persoalan bakal calon wakil presiden dari Anies Baswedan. Tokoh Nadhlatul Ulama (NU) Yenny Wahid yang ramai diperbincangkan bakal menjadi bacawapres Anies ini pun menanggapi penolakan dirinya.

"Kalau situ belum apa-apa udah menolak saya, pas bossmu butuh dukungan, saya emoh lho," kata Yenny Wahid dalam cuitannya.

Pemilik nama lengkap Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid itu merujukkan cuitan Jansen Sitindaon pada akun Twitter @jansen_jsp yang diunggah pada 9 Agustus silam. Dengan lantang, Yenny juga menuliskan penegasan bahwa dirinya tidak pernah menyodorkan diri menjadi cawapres Anies. Ia hanya merespons lamaran yang memintanya menjadi cawapres.

"Saya cuma merespons lamaran yang datang," tulis Yenny Wahid.

Baca Juga: PK Moeldoko Ditolak, Demokrat: Kandas dan Tak Ada Lagi Perlawanan Lain

Yenny Wahid bahkan tak ingin bersaing dengan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY, ia menyatakan dukungannya. "Justru saya mendukung mas AHY jadi cawapres Mas Anies," lanjut Yenni.

Untuk diketahui, sebelumnya, Jansen Sitindaon juga membuat cuitan yang bernada penolakan terhadap Yenni Wahid. Dia juga menganggap Yenny Wahid bagian dari rezim pemerintahan saat ini.

"Mbak Yenny buat saya bagus. Bahkan lengkap sekali dengan segala atribusi yang melekat dalam diri beliau. Namun untuk posisi wapres di Koalisi Perubahan, buat saya beliau tidak pas, tidak cocok. Mungkin cocoknya di koalisi yang lain," kata Jansen dalam cuitan akun Twitter-nya.

Jansen menekankan jika Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) memenangi Pilpres 2024, banyak hal yang ingin diubah.

"Agar koalisi ini juga semakin kuat posisi dan brandingnya di rakyat yang ingin perubahan. Di mana semakin hari semakin besar dan luas dukungannya. Tentu mereka akan bingung jika koalisi yang katanya mengusung perubahan malah mencalonkan tokoh yang bukan perubahan, apalagi dia tokoh 'status quo' atau bagian dari rezim ini. Baik dia bagian inti atau pinggiran rezim ini," ujarnya.

"Tentu jikapun saya misalnya jadi Pak Jokowi termasuk para pendukung rezim ini, pasti akan tidak sukalah: 'anda selama ini ikut menikmati rezim ini kok malah tiba-tiba mau mengkritiknya dan pindah ke barisan perubahan lagi," ujarnya lagi.

Jansen juga menyindir pihak yang getol menjadi cawapres Anies Baswedan, tetapi berada di luar Koalisi Perubahan, bahkan menjadi bagian dari rezim.

"Dapat saya pahami, karena yang menjadi perhatian saat ini adalah soal pengisian posisi Cawapres. Karena tinggal ini yang kosong dan koalisi perubahan ini juga sudah cukup syarat berlayar 20 persen. Tentulah banyak peminat dari luar sana yang merasa dirinya pantas dan ingin mengisi posisi itu," imbuhnya.

Jansen Sitindaon juga menyampaikan pesan kepada semua peminat cawapres Anies Baswedan yang merepresentasikan perubahan. Jansen menuturkan agar mencari koalisi lain jika ingin menjadi cawapres. Apalagi jika orang itu ikut menikmati rezim.

"Saya pribadi akan menentang anda, minimal di rapat-rapat di partai saya, Demokrat yang adalah pemegang 9,3 persen dalam koalisi perubahan ini. Soal apakah pendapat saya itu akan menang atau kalah, tidak terlalu penting buat saya. Penting saya akan bersuara menentang dan menolak anda yang tidak merepresentasikan perubahan namun ingin jadi Cawapres di koalisi ini," tegas Jansen Sitindaon.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: