Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Soal Polusi Buruk di Jakarta, Anies: Jumlah Kendaraan Sama Setiap Harinya, ini Tahu-Tahu Kotor Sekali, Ada Apa?

Soal Polusi Buruk di Jakarta, Anies: Jumlah Kendaraan Sama Setiap Harinya, ini Tahu-Tahu Kotor Sekali, Ada Apa? Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bakal capres dari Nasdem, PKS dan Demokrat, Anies Baswedan angkat bicara soal isu yang hangat beberapa pekan terakhir terkait masalah polusi udara yang semakin memburuk di wilayah Jabodetabek.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyatakan bahwa masalah ini punya analogi yang sederhana. Anies memaparkan bahwa sebenarnya jumlah kendaraan bermotor di Jakarta itu jumlah rata-ratanya itu sama.

"Begini kalau memang penyebabnya hanya karena jumlah motor dan mobil, itu jumlahnya sama rata-rata setiap hari, berarti seharusnya sepanjang tahun dong angkanya begini (kotor-red). Ini logika sederhana saja," kata Anies disitat dari Kelakar Indonesia.

Untuk itu Anies mempertanyakan, kenapa datanya baru kali ini dikatakan sangat kotor kualitas udara di Jakarta.

"Jumlahnya sama. Kok bisa tahu-tahu kotor sekali, apa yang terjadi?," terangnya.

Anies menerangkan bahwa secara wilayah, Jakarta dikepung oleh wilayah yang memiliki industri berat dan pembangkit energi. Angin dari efek industri itu menyebar, termasuk datang ke wilayah Jakarta.

"Emang anginnya dari sini? Dari luar dateng, Jakarta ini dikepung dengan industri dan industri pembangkit energi, listrik, semua ada cerobongnya. Kalau anginnya pas anginnya bergerak lewat Jakarta, ya nyala semua tuh: polusinya tinggi.

"Hanya kalau dari Jakarta harusnya konsisten, bulan ini-bulan depan sama, ini tahu-tahu buruk sekali. Artinya ada pergerakan angin dari luar masuk. Polusi kan enggak ada KTP-nya dan enggak bisa dibatasi," terangnya.

Untuk itu, Anies menyarankan agar seluruh kota-kota di Indonesia memasang alat pengukur kualitas udara agar bisa menjadi patokan untuk tidak melihat di satu tempat saja.

"Harusnya yang pasang alat pengukur di seluruh wilayah di Jawa dan seluruh Indonesia," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: