Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berdayakan Lebah untuk Merdeka Finansial

Berdayakan Lebah untuk Merdeka Finansial Kredit Foto: Askrindo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wangi khas tanah bekas gerimis hujan sore itu tidak memupuskan keriangan sekelompok peternak madu. Rencananya, kotak-kotak sarang lebah yang mereka gantung di pohon-pohon karet alas roban akan diturunkan satu per satu karena waktu panen telah tiba.

Lebah apis cerana atau lebah madu Asia merupakan species asli dari lebah yang berada pada hutan hujan tropis yang merupakan lebah penghuni wilayah Alas Roban ini memberikan sarang buatan koloninya kepada para petani untuk dapat dipanen.

Baca Juga: Dorong Pemberdayaan Masyarakat, Askrindo Borong TJSL & CSR Awards 2023

Casman, Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Alam Roban, di Desa Kedawung, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Batang, Jawa Tengah ini menyebutkan bahwa biasanya panen madu liar dilakukan sebanyak 3 kali selama 1 tahun. "Jika cuaca sedang cerah, panen madu selama 1 tahun bisa dilakukan sebanyak 3 kali, tapi kalau curah hujan tinggi, biasa produksi agak menurun," jelas Casman, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (21/8/2023).

Sarang madu yang telah melalui pemisahan dan penyaringan kemudian diekstrak kembali sehingga didapatkan hanya madu yang berkualitas tinggi. "Proses penyaringan madu di sini masih tergolong sederhana dengan sarang lebah yang masih alami bukan buatan. Hal tersebut melahirkan rasa madu liar yang manis tanpa ada tambahan gula," tambah Casman.

KTH Alam Roban mengalami pasang-surut dalam perjalanannya, beberapa kali dalam kondisi keterbatasan akan legalitas dan perizinan kelompok, hingga peralatan dan kotak sarang lebah yang kurang memadai, menyebabkan terhambatnya panen madu liar. Namun, dari keterpurukan tersebut, Casman dan kawan-kawan tidaklah patah semangat untuk terus memanfaatkan sumber daya yang mereka miliki.

"Awal berdirinya kelompok di tahun 2013, omzet yang kami peroleh dalam sekali panen terbilang cukup minim sekitar tidak lebih dari Rp5-6 juta melihat dari kurangnya sarana dan instrumen yang ada disini sehingga tak sedikit petani-petani lain menjadikan pekerjaan ini pendapatan sampingan serta mengalami penurunan jumlah anggota dari 23 orang menjadi 15 orang," ujar Casman.

Ia bercerita, dengan adanya pendampingan dari PT Askrindo sejak tahun 2021, perlahan produktivitas KTH Alam Roban meningkat ditambah dengan diberikannya beberapa bantuan sarana prasarana. Saat ini omzet penjualan madu setiap anggota kelompoknya di musim panen mencapai Rp22 juta, dan jika setiap tahun 3 kali masa panen, omzet penjualan madu mencapai Rp66juta dan tentunya hal tersebut memberikan kenaikan nilai manfaat ekonomi yang signifikan.

KTH Alam Roban terus meningkatkan produktivitasnya dengan tidak hanya memasarkan penjualan madu liar, tetapi juga memasarkan produk madu dengan sarang lebah serta bee pollen. Hingga kini, madu liar dengan merek jual "Madu Mak Lebah" kerap eksis dalam mengikuti pameran. KTH Alam Roban optimis untuk terus maju dan berkembang secara mandiri agar produk "Madu Mak Lebah" dapat tersebar dan dikenal pada tingkat Nasional maupun Internasional.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: