Nilai Transaksi Terus Tumbuh, Digital Banking Makin Dicintai Masyarakat Indonesia
Seiring berkembangnya teknologi, hampir semua sektor bisnis turut bertransformasi ke arah digital, termasuk sektor perbankan. Di Indonesia sendiri, transaksi digital banking terus mengalami pertumbuhan, diikuti oleh munculnya bank-bank digital.
Berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI), sepanjang April 2023, nilai transaksi digital banking di dalam negeri mencapai angka Rp4.264,8 triliun atau hampir Rp4,3 kuadriliun. Jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun 2018, nilai transaksi perbankan digital berada di angka Rp1,7 kuadriliun, yang artinya dalam jangka lima tahun sudah tumbuh sebesar 158%.
Meskipun nilai transaksi bulanannya terus mengalami fluktuatif, namun transaksi tahunan digital banking terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2022, nilai transaksi digital banking meningkat 28,72% dibandingkan dengan tahun sebelumnya menjadi Rp52.545,8 triliun.
Baca Juga: Jadi Bank Digital Terbaik di Dunia, Apa Langkah Bank DBS dalam Proses Transformasi Digital?
Gubernur BI, Perry Warjiyo turut memproyeksikan bahwa pada tahun 2023 nilai transaksi digital banking akan kembali meningkat hingga 22,13% mencapai angka Rp67.000 triliun.
“Tahun 2023 diperkirakan perbankan digital bisa menembus Rp67.000 triliun," ujarnya dikutip dari laman resmi Republik Indonesia, Senin (21/8/2023).
Perry juga mengungkapkan bahwa tumbuhnya nilai transaksi digital banking di Indonesia ditopang oleh meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta akselerasi digital banking.
“Transaksi ekonomi dan keuangan digital mengalami kenaikan ditopang oleh meningkatnya akselerasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja secara daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta akselerasi perbankan digital atau digital banking,” tuturnya.
Selain itu, hal tersebut juga sesuai dengan kebijakan bank sentral dalam meningkatkan efisiensi sistem pembayaran melalui penguatan kebijakan dan akselerasi digitalisasi sistem pembayaran untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Digital Banking Peroleh Momentum Saat Pandemi Covid-19
Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi menilai digital banking mendapatkan momentum saat masa pandemi Covid-19, di mana banyak masyarakat yang mulai menggunakan layanan bank secara daring. Terlebih lagi, akselerasi transformasi digital perbankan yang cepat membuat masyarakat cepat beradaptasi dengan sistem baru ini.
“Kalau kita lihat memang dunia perbankan kita juga menemukan momentum ketika pandemi Covid-19. Semua orang menggunakan layanan perbankan secara online. Ditambah lagi memang transformasi digital dilakukan di kalangan perbankan dengan akselerasi yang cukup cepat, jadi masyarakat bisa menerima,” ujarnya dilansir dari kanal YouTube IDX Channel Insights, Senin (21/8/2023).
Sebagaimana diketahui, pada masa pandemi Covid-19, semua kegiatan manusia terpaksa harus dilaksanakan melalui daring. Hal tersebut salah satunya tercermin dalam kegiatan belanja yang mengadopsi sistem belanja online atau berbelanja di e-commerce.
Dikarenakan tidak boleh bepergian ke luar rumah, untuk memenuhi kebutuhannya, masyarakat mulai berbelanja secara daring. Dalam berbelanja secara daring tentu saja pembayarannya pun dilakukan secara daring. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab tumbuhnya nilai transaksi digital banking.
Selanjutnya, pascapandemi pun masyarakat masih terus bertransaksi menggunakan digital banking karena sudah terbiasa dan dinilai lebih efisien. Bahkan, kemunculan QRIS membuat masyarakat semakin beralih ke digital banking.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ni Ketut Cahya Deta Saraswati
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement